KRJOGJA.com - Sleman – Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) saat ini menjadi salah satu teknologi paling pesat pertumbuhannya. Teknologi ini sebutnya juga telah membawa banyak kemudahan serta inovasi di berbagai bidang. Namun di sisi lain, perkembangan ini juga menimbulkan tantangan baru, khususnya dalam aspek keamanan data dan privasi pengguna.
“Kita perlu mengedepankan prinsip kehati-hatian, etika, dan tanggung jawab dalam setiap pengembangan dan pemanfaatan teknologi,” kata Kaprodi Informatika Program Magister Irving Vitra Paputungan PhD dalam perbincangan dengan media, Minggu sore.
Diungkap, banyak tantangan yang dihadapi. Semoga, ujar Irving, bangsa ini lebih siap dalam menghadapi tantangan era digital, khususnya dalam menjaga keamanan dan privasi data di tengah kemajuan teknologi AI. Mengingat banyak celah dan potensi risiko keamanan yang tidak dapat diabaikan.
Baca Juga: Nama Dicatut, Bupati Lapor ke Polres Gunungkidul, Satu Tersangka Diamankan
Sementara Peneliti Pusat Studi Foresinka Digital (Pusfid) UII Fietyata Yudha mengungkap, meski AI memberikan banyak manfaat, kita perlu menyikapinya secara bijak. Untuk itu, perlindungan terhadap keamanan dan privasi data harus menjadi perhatian utama, agar pemanfaatan teknologi ini tetap berada dalam koridor yang aman dan bertanggung jawab.
“AI terbukti dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Namun, di balik manfaatnya, teknologi ini menyimpan potensi risiko keamanan yang tidak bisa diabaikan,” katanya.
Seperti halnya teknologi lain Fietyata mengungkap, kehadiran AI juga membuka peluang munculnya celah keamanan baru. Dari sisi keamanan, isu yang muncul dapat dibagi menjadi dua kategori. Dijelaskan peneliti Pusat Studi Foresinka Digital (Pusfid) UII, kategori pertama, pemanfaatan AI untuk tujuan kejahatan, seperti otomatisasi dalam mencari celah keamanan sistem. Kedua, kerentanan dari sistem AI itu sendiri. Misal melalui serangan terhadap AI model itu sendiri atau lebih dikenal dengan adversarial attack. “Dari perspektif privasi, tantangan juga tidak kalah besar. Teknologi AI berbasis layanan daring dimana ada komunikasi antara pengguna dan sistem rentan disadap,” jelas Dosen Jurusan Informatika FTI UII.
Di sisi penyedia layanan lanjutnya kebocoran data atau penyalahgunaan informasi pengguna juga menjadi perhatian. Selain itu, data pengguna termasuk prompt yang dikirimkan oleh penggunan juga perlu mendapat perhatian. Kekhawatian akan data tersebut dipergunakan untuk pelatihan model AI juga juga tidak boleh diabaikan. “Karena itu, meskipun AI memberikan banyak manfaat, kita perlu menyikapinya secara bijak,” ujar Fietyata. (Fsy)
KR