Krjogja.com - KLATEN - Pemerintah kabupaten Klaten melakukan mitigasi terkait dampak pemotongan dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah (TKD). Beberapa upaya akan dilakukan, antara lain dengan efisiensi belanja Pemkab, mencari sumber pendanaan alternatif.
Hal itu dikemukakan Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo didampingi Wakil Bupati, Benny Indra Ardhianto, menjawab pertanyaan wartawan usai acara sambung rasa di Desa Karanganom, Klaten Utara, Selasa (14/10/2025).
Bupati lebih lanjut menjelaskan, pihaknya akan mengedepankan program-program prioritas yang berdampak langsung pada masyarakat. Bupati dan Wabup telah menugaskan kepada Pj. Sekda dan tim teknis untuk segera melakukan mitigasi tersebut, dan diharapkan selesai dalam waktu satu atau dua minggu ke depan.
Baca Juga: Anggota DPRD Yogya, Eko Djoko Widiayatno Kawal Pemerataan Pembangunan
“Kami sedang menugaskan pada Pj Sekda bersama tim teknis untuk memitigasi agar dampak pemotongan transfer dari pusat tidak terlalu dirasakan dampaknya. Otomatis kepentingan - kepentingan masyarakat yang diutamakan. Yang tidak urgent akan dipinggirkan terlebih dahulu,” kata Bupati.
Selain itu, lanjut Bupati, juga sambil mencari opsi - opsi pendanaan yang bisa masuk. Misal dengan mengoptimalkan CSR, komunikasi dengan pemerintah pusat agar kementrian bisa masuk, dan upaya terpenting adalah dengan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Dengan upaya-upaya tersebut, meskipun DAU/DAK turun tetapi tidak akan terlalu berdampak pada masyarakat Klaten. Belum diketahui program apa saja yang akan dipinggirkan terlebih dahulu, karena mitigasi belum selesai.
“Dipangkas Rp 179 miliar, banyak sekali, makanya kita mitigasi kita tata agar angkanya tidak seperti itu yang terasa di masyarakat. Tentu efisiensi wajib, pasti dilakukan, tetapi pembiayaan yang lain juga dimaksimalkan, CSR, PAD ditingkatkan dan juga dari kementrian,” jelas Bupati.
Baca Juga: Komisi B Kawal Optimalisasi PAD Untuk Kemandirian Kota Yogya
Terkait sambung rasa, Kades Karanganom Tri Handayani menyampaikan beberapa aspirasi warga, di antaranya terkait persoalan genangan air yang kerap terjadi saat musim hujan di ruas Jalan Ronggowarsito, Dr. Sutomo, dan Ki Hajar Dewantoro.
Ia berharap Pemkab Klaten dapat memperhatikan kondisi tersebut melalui program perbaikan atau revitalisasi saluran air. Selain itu, Tri Handayani juga mengusulkan pembangunan gedung serbaguna berkapasitas 1.000 hingga 2.000 orang, mengingat Desa Karanganom merupakan desa dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di Kabupaten Klaten. (Sit)