Perjuangan Sumarno di Yogya selama studi pun terbilang tak mudah. Basic fisik mumpuni dan pengetahuan di bidang sepakbola menbuatnya akhirnya mendalami profesi sebagai wasit di Askab PSSI Sleman.
“Ketika itu ada tawaran jadi wasit, yasudah karena saya juga perlu uang untuk biaya hidup di Yogya, saya bersedia. Tapi konsekuensinya memang lelahnya dobel, saya full kuliah terus jadi wasit juga tapu alhamdulillah bisa untuk biaya saya hidup di sini, tidak merepotkan keluarga. Dari wasit itu juga saya dapat jaringan untuk penelitian tesis saya,†ungkapnya lagi.
Saat ini, Sumarno mendapat beberapa tawaran menjadi dosen di perguruan tinggi. Secepatnya setelah wisuda dan menuntaskan kewajibannya sebagai wasit, ia akan mulai mengajar di kampus.
“Ibu dan kakak saya menginspirasi saya untuk tekun dalam studi dan segala aktivitas. Insya allah besok ketika mengajar saya akan tetap jaga semangat untuk tekun tersebut. Saatnya saya gantian memberi yang terbaik dari saya untuk mereka,†pungkas dia tersenyum. (Fxh)