SLEMAN, KRJOGJA.com - Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur sekitar Lapangan Ambarketawang Gamping Sleman tidak menyurutkan ribuan masyarakat untuk melihat langsung Upacara Adat Saparan Bekakak, Jumat (9/9/2022).
Belasan komunitas dan kelompok seni di Ambarketawang turut ambil bagian. Dengan semangat mereka melanjutkan kirab di bawah guyuran hujan yang sudah berlangsung sebelum acara dimulai.
"Bersama mari kita jaga dan lestarikan warisan leluhur yang adilihung ini," kata Lurah Ambarketawang, Sumaryanto.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan Sleman Edi Winaryo mengatakan, Upacara Adat Saparan Bekakak menjadi kegiatan adat tradisi yang harus dilestarikan. Hal itu juga akan memperkuat potensi adat tradisi di Kabupaten Sleman.
"Karena Saparan Bekakak ini memiliki makna khusus bagi Ambarketawang yang selalu diuri-uri dan dilestarikan," sambungnya.
Malahan, Saparan Bekakak yang sudah ditetapkan sebagai WBtB nasional penuh dengan makna. Karena itulah setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi, kelangsungan Saparan Bekakak harus kembali dilestarikan.
"Kegiatan ini juga menjadi wujud syukur masyarakat dalam menjaga dan melestarikan alam. Selain itu sarana memantabkan tekad gotong royong menuju kemuliaan hidup masyarakat secara lahir dan batin," sambungnya.