Ketua Satgas Covid-19 UGM, Dr dr Rustamadji MKes menambahkan, tim satgas Covid-19 UGM terus memantau kesehatan peserta dan panitia ujian selama berlangsungnya UTBK dengan melibatkan mahasiswa dari UKM Unit Kesehatan Mahasiswa (Ukesma).
Ia mengungkapkan selama dua hari pelaksanaan ujian terdapat beberapa peserta yang tidak membawa surat keterangan hasil negatif/nonreaktif dari salah satu pemeriksaan Swab Antigen/GeNose/PCR yang masih berlaku (3 hari). Sementara surat keterangan tersebut menjadi salah satu persyaratan wajib mengikuti UTBK.
"Kemarin ada 12 peserta dan hari ini 7 peserta yang tidak membawa surat keterangan atau membawa tetapi masa berlakunya sudah habis. Lalu kita bantu tes GeNose di tempat ujian," katanya
Sebelumnya, peneliti GeNose C19, dr Dian Kesumapramudya SpA MSc PhD menjelaskan, GeNose C19 masih dapat digunakan untuk skrining Covid-19 saat puasa. Namun begitu, ada beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan agar pembacaan hasil genose bisa akurat. "Diupayakan pemeriksaan GeNose dilakukan saat pagi hari," kata Dian.
Dian menjelaskan pemeriksaan GeNose dianjurkan saat pagi hari maksimal 6 jam setelah sahur. Sebab jika tes dilakukan lebih dari 6 jam usai sahur dikhawatirkan ada peningkatan asam lambung. Kondisi itu dapat memengaruhi hasil pembacaan GeNose.
"Terkait peningkatan asam lambung ini sebenarnya bisa diakali dengan berkumur, tetapi tetap lebih baik jangan lebih dari 6 jam sesudah sahur pemeriksaan GeNose-nya" terangnya.
Anggota peneliti GeNose C19 lainnya dr Mohamad Saifuddin Hakim MSc PhD menambahkan waktu yang dianjurkan untuk pemeriksaan GeNose adalah setelah berbuka puasa. "Selain pagi, tes GeNose sebaiknya dilakukan 1 jam setelah berbuka puasa," imbuhnya.
Pada hari-hari biasa, untuk skrining adanya infeksi virus SARS Cov-2 lewat embusan napas ini pengguna diminta untuk tidak makan/minum yang berbau khas. Selain itu juga tidak merokok sekitar 30 menit hingga 60 menit sebelum pemeriksaan. Dengan begitu meminimalisir terjadinya positif palsu hasil pembacaan GeNose C19. (Dev/R-4/Jon)