SLEMAN, KRJOGJA.com - Bunga sedap malam bisa menjadi alternatif pola tanam bagi petani selain padi. Di samping itu bunga sedap malam ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena masa tanamnya bisa 1,5 tahun dan panen berulang-ulang.
Lurah Sendangarum Minggir Wiwik Retno Yulianti SAg mengatakan, di wilayah Minggir ini kebanyakan petani menggunakan pola tanam padi, padi dan padi. Hal itu menyebabkan banyak tanaman padi diserang hama tikus sehingga petani merugi.
“Tapi kebiasaan pola tanam itu susah diubah. Padahal banyak tanaman padi yang diserang hama tikus,†kata Wiwik saat tanam perdana bunga sedap malam di Kelompok Petani Bunga Puspita Arum, Minggu (21/3) di Sendangarum Minggir.
Acara tersebut dihadiri Wakil Bupati Danang Maharsa SE, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Heru Saptowo, Anggota DPRD Sleman Untung Basuki Rahmad, Y Gustan Ganda dan Plt Panewu Minggir Wawan Widiantoro SIP MPA.
Menurutnya, Kelompok Petani Bunga Puspita Arum ini mencoba mencari inovasi alternatif pengganti padi dengan menanam bunga sedap malam. Dimana bunga sedap malam ini miliki nilai ekonomi yang tinggi karena bisa panen hingga satu tahun.
“Kemarin sudah studi banding ke Magelang. Ternyata disana itu, bunga sedap malam sebagai tanaman pokok, sedangkan padi atau palawija sebagai alternatif tanam. Harapan kami ini menjadi alternatif pola tanam sebagai pengganti padi di wilayah Minggir,†terang Wiwik.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa SE mengapresiasi atas keberanian melakukan inovasi alternatif pola tanam. Diharapkan para petani di wilayah Minggir tidak menggunakan konsep pola tanam padi terus. Namun bisa mencoba pola tanam lain dengan menanam bunga sedap malam.
“Kalau menanam padi terus, tanah menjadi tak subur dan hasil produksinya menurun. Petani bisa mencoba alternatif pola tanam dengan bunga sedap malam ini,†kata Danang.
Dikatakan, bunga sedap malam ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena harga per batangnya bisa dijual dengan harga Rp 500-5.000. Bunga ini bisa ditanam sekitar 1 tahun hingga 1,5 tahun. Di samping itu, tempat ini bisa menjadi tempat wisata.
“Bunga ini nantinya bisa menjadi daya tarik wisatawan. Selain bunganya bisa dipanen, tempat ini bisa menjadi tempat wisata bunga,†terangnya.
Sedangkan Ketua Kelompok Petani Bunga Puspita Arum Murjito menambahkan, bunga ini ditanam di lahan sawah dengan ukuran 40x22 meter. Setelah enam bulan ditanam, tanaman itu akan berbunga dan siap dipanen.