Pelajar SD-SMU Ikuti Anugerah Ki Hajar

Photo Author
- Kamis, 29 Agustus 2019 | 19:05 WIB
Peserta lomba kuis Ki Hajar memjawab pertanyaan dari gadget mereka (Atiek WH)
Peserta lomba kuis Ki Hajar memjawab pertanyaan dari gadget mereka (Atiek WH)

SLEMAN, KRJOGJA.com - Ratusan pelajar SD-SMA/sederajat se-DIY mengikuti Gebyar Anugerah Ki Hajar. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY ini dipusatkan di Sleman City Hall dan berlangsung Kamis-Sabtu (29-31/8).


Ada sejumlah jenis perlombaan yang ditujukan untuk pelajar dan tenaga kependidikan. Untuk pelajar, ada Kuis Ki Hajar tingkat SD-SMA/sederajat, lomba menggambar untuk SLB, lomba penyiar radio, lomba fotografi dan yang lain. Sedangkan untuk tenaga kependidikan, ada lomba video edukasi dan aplikasi mobile.


Kepala Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Dispora) DIY Baskoro Aji mengatakan, teknologi informasi yang dulu dianggap barang mewah saat ini telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Senang tidak senang, setuju tidak setuju saat ini tidak bisa melepastkan diri dari teknologi informasi dan komunikasi (TIK).


"Pasalnya TIK memiliki potensi yang dibutuhkan di segala bidang. Tak terkecuali di pendidikan dan pembelajaran," katanya ketika membuka Gebyar Anugerah Ki Hajar DIY di Sleman City Hall, Kamis (29/8).


Melalui kegiatan ini, Pemda DIY bermaksud mengedukasi para peserta didik dan pendidiknya dalam hal teknologi digital dan dapat memanfaatkan berbagai kepentingan pendidikan dengan cara yang menyenangkan serta tidak membosankan. TIK merupakan pelengkap pembelajaran dan atraktif dan efektif melalui pemanfaatan TIK untuk pendidikan di harapkan kualitas pendidikan akan semakin meningkat dan merata di DIY.


Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kerjasama dan Komunikasi Publik Suparto dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, di era milenial saat ini secara tidak langsung mengharuskan guru untuk melek teknologi. Pasalnya masih ada daerah di Indonesia, dimana gurunya tidak bisa bergerak dari dunianya. Dalam mengajar guru berpatokan dengan metode pembelajaran yang mereka dapat ketika sekolah.


Misalnya guru era 90-an atau 2000-an, ya cara mengajarnya sesuai dengan tahun tersebut. Padahal anak-anak sudah melangkah jauh ke depan. Sekarang ini justru yang harus belajar TIK adalah gurunya. Bukan lagi siswa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X