UGM Teliti Penyebab Meninggalnya Petugas Pemilu 2019

Photo Author
- Kamis, 9 Mei 2019 | 15:44 WIB
Dekan tiga fakultas UGM saat memaparkan penelitian yang akan dilakukan terkait kematian petugas pemilu 2019 (Harminanto)
Dekan tiga fakultas UGM saat memaparkan penelitian yang akan dilakukan terkait kematian petugas pemilu 2019 (Harminanto)

SLEMAN, KRJOGJA.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) Kamis (9/5/2019) mengumumkan ‘kick off’ penelitian terkait meninggalnya 440 orang petugas pemilihan umum (pemilu) 2019. Riset lintas fakultas yang terdiri dari Fisipol, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi ini ingin mencari tahu penyebab sebenarnya mengapa para petugas meninggal dunia sekaligus menjawab mencegah agar kejadian serupa tak lagi terulang lima tahun kedepan. 

Tiga dekan yakni Dekan Fisipol UGM, Dr Erwan Agus Purwanto, Dekan Fakultas Kedokteran UGM Prof Ova Emilia dan Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof Faturocham secara langsung menyatakan terlibat dalam penelitian tersebut. Mereka mengatakan akan menerjunkan sumber daya manusia terbaik untuk menelaah lebih lanjut menemukan penyebab kematian para petugas yang saat ini disebut pejuang demokrasi. 

Erwan Agus mengungkap keprihatinan mendalam dan belasungkawa pada keluarga para petugas yang meninggal dunia. Namun begitu, Erwan menyebut kondisi itu tak lantas bisa digunakan untuk mendelegitimasi hasil pemilu 2019 seperti yang disuarakan beberapa pihak belakangan ini. 

“Meninggalnya itu kan tidak masif, tidak dirancang dan terjadi di berbagai tempat di Indonesia dari total hampir 6 juta petugas. Jika ada yang meninggal maka pekerjaan bisa dirampungkan oleh petugas lainnya hingga prosesnya selesai, ini tak jadi alasan pemilu tak terselenggara dengan baik. Jangan sampai meninggalnya petugas pemilu digoreng pihak-pihak tertentu lalu menjadi alasan mendelegitimasi hasil pemilu. Ini yang mendorong kami turun tangan memahami apa yang menyebabkan petugas meninggal dan kita deseminasikan pada masyarakat,” ungkap Erwan pada wartawan. 

Dekan Fakultas Kedokteran UGM Prof Ova Emilia, menambahkan pihaknya merasa terpanggil untuk ikut dalam penelitian tersebut setelah melihat banyaknya korban dari penyelenggara pemilu. Menurut dia, kajian tersebut bisa dijadikan bahan pembelajaran sekaligus acuan sehingga kedepan tak terjadi lagi hal serupa karena Indonesia terus akan melewati pemilu lima tahunan. 

“Harus ada SOP kedepan agar syarat pemeriksaan kesehatan bukan hanya syarat dalam selembar kertas, tapi baik fisik maupun mental benar-benar dipastikan. Sebab penyakit itu ada direct dan indirect, pemicu dan penyebab utama. Kelelahan pada orang yang punya resiko baik usia maupun penyakit yang tak pernah diketahui itu sangat mungkin sekali terjadi dan inilah yang ingin kami teliti lebih dalam,” ungkapnya. 

Dari sisi psikologi, Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof Faturocham menyampaikan perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang tekanan yang diduga ada pada para petugas dan diduga menjadi pemicu kematian. Termasuk menurut dia adanya dugaan beban kerja lebih banyak daripada tenaga yang tersedia. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X