Sementara Hendarto Setyobudi, Direktur Kawi Mengani Kintamani Bali memaparkan dalam industri kopi banyak hal yang harus dipertimbagkam sekaligus diurai bersama-sama. Apabila tidak segera diurai dikhawatirkan industri kopi Nusantara akan sampai pada senjakala dan berakhir pada kematian.Â
“Empat dari lima perusahaan trigger kopi dunia sudah menutup gudang di Indonesia dan ada pergeseran diantara mereka. Satu perusahaan itu saja hanya tinggal menyuplai untuk lokal yakni brand Kapal Api. Di sini terlihat kopi Indonesia masuk wilayah kuning ke merah karena eksportir besar meninggalkan kita, penyebabnya yakni produktivitas kita turun drastis dan kopi kita mahal. Ada perubahan tata niaga kopi dunia dan harus bisa dimanfaatkan,†ungkapnya.Â
Namun begitu, Hendarto mengungkap ada peluang tersendiri yang dimiliki Indonesia di mana para petani harus mampu menciptakan produk berkualitas dan nantinya menjual sendiri produk kopinya tanpa melalui treader besar. “Kita punya peluang karena diberikan bentang alam luar biasa oleh Tuhan. Tinggal bagaimana kita bisa ciptakan produk berkualitas dan menjualnya sendiri, ini yang harus dimaksimalkan. Harapan besar sekaligus menarik untuk Institut Kopi Indonesia ini tentunya,†sambungnya lagi. (Fxh)