Kominfo Minta Umat Katolik di Yogya Ikut Perangi Hoax, Penghayatan Iman Dikedepankan

Photo Author
- Sabtu, 16 Februari 2019 | 13:10 WIB
Suasana forum kebangsaan bersama umat Katolik di Sleman (Harminanto)
Suasana forum kebangsaan bersama umat Katolik di Sleman (Harminanto)

SLEMAN, KRJOGJA.com - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI menggelar Forum Kebangsaan Merawat Kebhinekaan dan Memerangi Hoaks untuk Pemilu Damai 2019 bersama umat Katolik di Paroki Banteng, Sabtu (16/2/2019). Kominfo berharap umat Katolik khususnya di wilayah DIY ikut memerangi hoax yang semakin masif disebarkan di masa jelang pemilu 2019 ini. 

Rosarita Niken Widiastuti, Sekjen Kominfo mengatakan saat ini pengguna internet dengan sosial media di dalamya mencapai angka 143 juta di mana 60 persen diantaranya adalah anak-anak muda. Namun sayangnya, kegemaran bersosial media menurut Niken tak diimbangi dengan tingkat literasi dari masyarakat. 

“Minat baca kita rendah sekali, peringkat 60 dari 61 negara di mana kita hanya di atas Botswana sebuah negara di Afrika. Pengguna sosial media kita lebih senang membaca 140 karakter daripada membaca secara utuh. Inilah mengapa mudah sekali berita hoax menyebar,” ungkapnya dalam dialog di Hotel Taman Eden 2  Pakem. 

Para penyebar hoax menurut data Kominfo hanya 10 persen saja dari total pengguna sosial media. Namun begitu, penyebarannya bisa sangat masif ketika 90 persen lainnya hanya diam saja tak melakukan tindakan apapun. 

“Karena itu Kominfo bergerilya baik ke MUI, umat Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan aliran kepercayaan lainnya untuk mengajak memerangi hoax. Kali ini untuk umat Katolik, kami berharap teman-teman semua melakukan saring sebelum sharing, kalau tidak bisa ya cukup hoax itu berakhir di kita jangan disebarkan lagi,” imbuhnya. 

Kominfo menurut Niken mendapat data bahwa penyebar hoax yang semakin banyak jelang pemilu memang sengaja didesain untuk memainkan emosional masyarakat. “Melalui acara seperti inilah Kominfo berharap semakin banyak masyarakat menyadari literasi media sosial. Kami yakin bahwa agama apapun melarang umatnya untuk menyebar hoax dan kebohongan. Kita harus kembali jadi pedoman hidup bangsa Indonesia yang ramah dan santun,” ungkapnya lagi. 

Sementara Fajar Riyanto MSF, Romo Paroki Keluarga Kudus Banteng turut menyampaikan harapan agar umat Katolik pada khususnya mengedepankan penghayatan iman daripada hanya sekedar pengetahuan beragama. Hal tersebut sebagai wujud jawaban atas pertanyaan mengapa masih banyaknya berita bohong tersebar meski setiap minggu gereja selalu penuh. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X