Mengangkat Wisata Alam Melalui Sendratari Sekar Pembayun

Photo Author
- Minggu, 27 Januari 2019 | 01:12 WIB
Penampilan Sekar Pembayun dalam Sendratari Alam Terbuka di Taman Wisata Kaliurang. (Foto : Primaswolo Sudjono)
Penampilan Sekar Pembayun dalam Sendratari Alam Terbuka di Taman Wisata Kaliurang. (Foto : Primaswolo Sudjono)

YOGYA, KRJOGJA.com - Cerita cinta antara Sekar Pembayun dengan Ki Ageng Mangir di zaman Mataram Islam menjadi legenda yang sering dikenang sebagian masyarakat.  Kisah antara cinta, kasih sayang dan kekuasaan yang penuh lika-likunya membawa daya tarik bagi yang mengikuti kisahnya. Karena menarik, kisah tersebut sering dipentaskan dalam seni tari hingga ketoprak, bahkan pernah ditampilkan dalam layar kaca.

Pementasan cerita dalam sendratari sering dilakukan tidak hanya untuk menghibur, tetapi juga upaya untuk melestarikan seni budaya. Dan kini, dalam upaya mendongrak kunjungan  wisata, kisah tersebut dipentaskan dengan perpaduan alam, sehingga diharapkan membawa dampak positif bagi pariwisata.

Seperti dilakukan puluhan penari dengan disutradari Agoes Kencrot dengan Tim Kreatif Bondan Nusantara mementaskan Sendratari di alam terbuka di Taman Wisata Kaliurang, Sabtu (26/01/2019) pagi. Sedangkan konseptor dari  pementasan ini adalah Dyah Puspitasari (Dirut PT Anindya Mitra Internasional) dan Niken Wijayanti. Pementasan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki taman Kaliurang. Sehingga titik atraksi penari, tidak hanya satu titik, tetapi ada di 7 titik.

Karena atraksi penari ada di sejumlah titik, maka penonton pun mobile mengikuti para penari. Di tengah cerita, penonton berinteraksi dengan penari. Penonton selain menikmati suguhan seni tari, juga menikmati  keindahan alam  dan suasana nyaman. Disamping itu, juga menyajikan keunikan bangunan kuno ‘Tembok Cinta’ yang menjadi salah satu titik pementasan.

Awal pementasan dimulai dengan tarian di bawah pohon kantil yang besar yang usianya sangat tua. Di bawah pohon telah tersedia panggung, di mana penari mengisahkan keinginan Panembahan Senopati yang ingin mengusai wilayah Mangir. Namun putri Panempahan ini tidak ingin ada pertumpahan darah, sehingga bersedia untuk membantu mendekati Ki Ageng Mangir dengan menyamar sebagai penari.

Setelah melakukan ritual mandi di Sendang Kasihan, Sekar Pembayun bersama rombongan pergi ke Mangir. Sampai di tempat tujuan diminta tampil di depan Ki Ageng Mangir dan warganya. Ternyata Ki Ageng jatuh cinta sama Pembayun dan kemudian menikah. Namun ternyata diketahui bahwa Pembayun adalah putri dari Panembahan Senopati yang selama ini ditentangnya.

Sutradara Agoes mengungkapkan, dia sudah sering menjadi sutradara sendratari. Namun baru pertama kali ini menggarap sendratari yang pementasannya secara mobile. Untuk pementasan ke depan, akan terus disempurnakan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X