SLEMAN, KRJOGJA.com - Upacara tradisi Saparan bekakak kembali digelar di Gunung Gamping pada Jum'at (26/10) Ambar ketawang Gamping, Sleman. Seluruh elemen masyarakat antusias menyaksikan upacara penyembelihan boneka sekaligus berebut gemah ripah dan potongan boneka perwujudan suami istri Kiai Wirosutho ini.
Upacara bekakak juga disebut saparan sebab pelaksananaan harus jatuh atau berkaitan pada bulan sapar, Syafar yang berati bulan Arab yang kedua. jadi saparan adalah upacara selamatan di setiap bulan sapar, sedangkan Bekakak adalah berarti pengorbanan.
Aji Wulantara kepala dinas kebudayaan kabupaten Sleman, menilai makna tradisi penyembelihan didalam saparan bekakak ada tokoh bernama Ki Wirosuto pada masa Sultan HB I. Mereka menunggu Gunung Gamping dengan istrinya dengan penuh kesetiaanya termasuk menghalau gangguan jin alam gaib sehingga ke duanya mereka meninggal karena gunung gamping mengubur mereka.
Peristiwa pengorbanan inilah yang digambarkan dalam Saparan Bekakak dengan memotong sepasang boneka pengantin
sebagai pengganti. Boneka sepasang suami istri ini dibuat dari tepung beras yangg diolah sedemikian rupa.
Alasan digelar penyenyembelihan dalam tradisi saparan bekakak ini adalah mengambarkan wujud pengorbanan keluarga Wirosuko sebagai manusia yang rela wafat atau mati dalam melaksanan tugas raja waktu itu. dengan esensinya pada masa yg sekarang ini berkorban untuk kehidupan ini untuk kebersamaan kita.
"Harapannya membangkitkan semangat nilai-nilai yang terkandung dalam upacara bekakak ini yaitu berani rela berkorban untuk kebersamaan kita sehingga ada rasa empati satu dengan yg lain masyarakat kita menjadi masyarakat yang berbudaya, masyarakat yang lebih maju sekaligus menjadi masyarakat yang penuh dengan saling hidup dalam kebersamaan," katanya.
Terkait potongan boneka tepung beras dan gemah ripah, Aji Wulantara menjelaskan bahwasanya tradisi masyarakat jawa ini kan mereka ada istilah ngalap berkah jadi ketika disitu ada pengrobana artinya ada sesuatu nilai yang lebih yg dilakukan oleh ki wirosuko kemudian jaman sekarang ini ada komunitas masyarakat yang rela berkorban sehingga membawa sebuah harapan agar masyarakat yg memperoleh ini mendapat berkah dari Tuhan. harapanya untuk masyarakat selain untuk melestariakn budaya juga sekaligus untuk menjadi salah satu pariwisata yang menambah ekonomi masyarakat Gamping dan sekitarnya. (Panji Rendra)