DI tengah hiruk pikuk kota terpadat di dunia, Kowloon Walled City Hongkong, lahir gadis kecil bernama Alice. Bukan hanya itu, Alice harus menjalani kehidupan penuh warna dan intrik. Hidupnya seperti terkekang. Hingga suatu saat ia berusaha melarikan diri dari orangtuanya.
Sepenggal kisah tersebut akan dihadirkan dalam pertunjukan kolaborasi Theathre Ash (Hongkong), David Glass Ensemble (Inggris) dan Studio Tari Banjarmili (Indonesia) berjudul 'City of Darkness (CoD)' di Studio tari banjarmili Kradenan Banyuraden Gamping Sleman, 27-28 Agustus 2018 mulai pukul 19.30 WIB. Pertunjukan kelas dunia ini akan ditampilkan dengan durasi 90 menit.
"Dengan komunikasi yang bagus, pentas ini akan menghadirkan titik temu teater Barat dengan dramaturginya dihadapkan pada kebudayaan timur," tutur Sutradara pementasan, David Glass kepada wartawan, Kamis (23/8) siang.
Menurut David, CoD akan memadukan berbagai keberagaman seni dari berbagai negara di Asia, seperti Opera Tiongkok, Tari Jawa, Butoh Jepang hingga wayang boneka Asia dengan pendekatan disiplin ilmu teatreawan Barat, seperti Grotowski, Meyerhold dan LeCoq.
"Kenapa kami ada di sini, untuk menghibur masyarakat. Pentas ini akan memadukan teater dan film, sehingga akan banyak efek-efek seperti nyata melalui projector. Sehingga penonton seperti nonton film nyata di hadapan mereka," lanjutnya.
Terpisah, Direktut Theatre Ash Hongkong, Cheung Lok Kang, pentas ini akan diperkuat sejumlah pemain teater lintas negara, seperti Max Lee (Hongkong), Yuko Kawamoto (jepang), Martinus Miroto (Indonesia), Ferry Cahyo Nugroho, Rizal Bay Khaqi (Indonesia). Selain itu juga didukung keindahan video mapping dari Jinyao Lin (Taiwan), komposisi musik Jinya Huan (Taiwan) serta tata suara Leung Loka (Hongkong), tata cahaya Eko Sulkan (Indonesia) dan lainnya.
"Pertunjukan ini pernah dipentaskan di Hongkong. Selanjutnya, CoD akan ditampilkan di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki Jakarta pada 6-7 September. Menyusul nanti bulan November hingga Desember pentas di Singapura dan Malaysia," ungkapnya.
Sementara itu Martinus Miroto menambahkan pementasan ini berbarengan dengan soft opening Studio Tari Banjarmili setelah mendapatkan bantaun renovasi dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Studio yang menjadi ruang berkesenian ini memiliki sejarah cukup panjang hingga kemudian kerap menjadi pementasan berbagai ajang skala nasional dan internasional. (Feb)