SLEMAN, KRJOGJA.com - Perjuangan warga Dusun Depok Desa Ambarketawang Kecamatan Gamping Sleman yang menghendaki kepala dusun mereka mundur, berbuah manis. Selama kurang lebih satu tahun warga berjuang menolak kepemimpinan Muhammad Haris Zulkarnain, karena dinilai tidak bisa berbaur dengan warga.
Sejumlah aksi unjuk rasa terus dilakukan warga sebagai bentuk penolakan. Namun dukuh tersebut tetap menolak mundur. Puncaknya ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman melakukan tahap Pencocokan dan Penelitian (Coklit), lebih dari 800 warga menolak di Coklit.
Namun terhitung tanggal 6 Mei 2018 kemarin Haris mengajukan surat pengunduran diri ke desa. Kepala Dukuh Tlogo Sumardiyono yang berjarak sekitar 700 meter dari Dukuh Depok ditunjuk sebagai Plt Dukuh.
Pengunduran diri ini disambut gembira oleh warga. Meski tidak secara terbuka menyatakan mundur di hadapan warga. Ketua Forum Peduli Depok, Andi Triyamto mengatakan warga langsung berkoordinasi untuk membentuk Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).
"Desakan untuk mundur ini, karena Kadus tidak memiliki kompetensi secara sosial masyarakat dan tidak mempu merangkul warga, sehingga sejumlah pejabat RT dan RW memilih mengundurkan diri," ujarnya, Jumat (18/5/2018).
Dengan telah mundurnya Kadus, warga berharap akan ada peraturan daerah (Perda) yang mengatur adanya pemilihan Kadus baru. Sedangkan jabatan Kadus dijabat oleh perangkat desa lainnya.
Saat dikonfirmasi Haris meminta KRJOGJA.com agar konfirmasi langsung kepada Kepala Desa Ambarketawang. "Selamat sore Bu, mohon maaf, sebaiknya njenengan kepanggih kalih Pak Kepala Desa Ambarketawang untuk konfirmasinya," jawab Haris melalui pesan WhatsApp.
Kepala Desa Ambarketawang Sumaryanto membenarkan hal tersebut. Dalam waktu dekat, akan ada koordinasi di kecamatan terkait pengunduran diri itu. "Nanti akan dibuatkan SK kalau kepala dukuh Depok sudah mundur," ungkapnya. (Awh)