SEMPATÂ menyerah dan memilih untuk tidak ikut Ujian Nasional (UN). Itulah yang dirasakan Ahmad Mujahidin (14). Sekitar sebulan yang lalu, pelajar SMPN 3 Berbah tersebut mengalami kecelakaan sepulang dari sekolah.
Dia mengalami patah tulang pada paha kaki kanan. Oleh orangtuanya dia dibawa ke RS dan disarankan untuk dioperasi. Atas saran saudara, bungsu dua bersaudara warga Jonggalan Desa Madurejo Kecamatan Prambanan Sleman tersebut dibawa ke pengobatan alternatif khusus tulang di daerah Sawahan Kidul Desa Wedomartani Kecamatan Ngemplak Sleman. Â
"Sudah 16 hari dirawat disini," kata Umi Hayatun (50) ibu Ahmad, saat menemani anaknya sebelum ujian dimulai, Senin (23/4).
Kondisi tersebut sempat membuat Ahmad Mujahid patah semangat. Dia bilang ke ibunya untuk mundur menjadi peserta Ujian Nasional (UN). Dengan konsekuensi dia harus mengulang tahun depan. Alasan lain karena dia merasa kurang persiapan.
Hal itu Umi sampaikan ke sekolah. Bahwa Ahmad tidak akan ikut UN tahun ini karena fokus ke pengobatan. Namun sekolah, teman dan saudara memberikan semangat kepada Ahmad untuk tetap mengikuti ujian. Meski harus ditempat tidur. Dan akhirnya dia bersedia.
UN dilakukan di tempat dia menjalani perawatan. Untuk soal diprint-kan dari propinsi dan dibawa oleh pengawas, sehingga ujian dengan cara tulis, dimulai pukul 10.30 WIB. Untuk waktu tetap sama dengan peserta ujian yang lain, yakni dua jam.
"Soal ujian sudah ada nama dia. Jadi kami tinggal mengawasi saja. Dia juga tidak perlu mengisi identitas di lembar jawab," kata pengawas UN, Maryono.
Ahmad kesehariannya di sekolah menurut Maryono, termasuk siswa yang tidak neko-neko. Sama seperti teman sekolahnya. Dia aktif di mushola sekolah.Â
