SLEMAN, KRJOGJA.com - Hingga Maret 2018, 7 hektare lahan pertanian di Kabupaten Sleman beralih fungsi. Lahan tersebut menyebar di hampir semua wilayah.
Sleman barat meliputi Kecamatan Godean, Moyudan, Minggir dan Seyegan. Sleman timur terpantau di Kecamatan Berbah, Kalasan dan Prambanan. Serta sebagian di wilayah utara dan tengah.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Heru Saptono mengatakan, selama peralihan fungsi lahan nasib sesuai dengan tata ruang dan tidak berada pada daerah lumbung padi tidak masalah. Mengingat Sleman tetap harus berupaya untuk mempertahankan sebagai lumping padi.
"Pengendalian alih fungsi lahan terus kita cermati. Selama lokasi yang dimohonkan tidak terletak pada lahan pertanian berkelanjutan tidak masalah," ujarnya, Kamis (5/4/2018).
Diungkapkan Heru untuk wilayah Sleman Utara sudah ditetapkan sebagai untuk pertanian agroklimatologi. Seperti Desa Merdikorejo dan Sumberejo Tempel, Desa Purwobinangun Pakem dan semua desa yang ada di Kecamatan Turi.
Sementara itu, Kepala Bappeda Sleman Kunto Riyadi mengatakan, pemerintah akan terus berupaya unuk menekan alih fungsi lahan pertanian. Setiap tahunnya ditargetkan alih fungsi lahan pertanian tidak lebih dari 80 hektare.
"Pemkab memang berkomitmen menekan alih fungsi lahan pertanian. Maksimal setiap tahun hanya 80 hektare," tegasnya.
Hal itu menurutnya sudah sejalan dengan aturan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Pasalnya dalam RTRW selama satu tahun hanya diperbolehkan masimal luasan lahan pertanian yang dialih fungsikan hanya seluas 100 hektare.(Awh)
