Tim UGM Tembus Pelosok Asmat, Ini Yang Mendesak Dibenahi

Photo Author
- Senin, 5 Februari 2018 | 19:35 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Tim Disaster Response Unit (DERU) UGM melakukan perjalanan assasment ke Agats Kabupaten Asmat Papua akhir Januari 2018 lalu. Tim tersebut melakukan pemetaan permasalahan yang harus diurai untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat di wilayah ujung timur Indonesia tersebut kedepan. 

Vita Wirastuti SpA, dokter anak yang juga turut dalam tim DERU mengungkap potensi fasilitas kesehatan khususnya di dua distrik (kecamatan) yakni Agats dan Sawaerma terhitung cukup baik. Menurut dia, tenaga kesehatan juga terbilang cukup mobile dibuktikan dengan adanya puskesmas keliling. 

“Namun memang pekerjaan berat untuk membuat masyarakat datang mengikuti program puskesmas. Masyarakat di sana juga masih melakukan sistem berburu meramu yakni kalau cari sagu dihutan dan ikan langsung dibakar saja belum ada variasi. Hal seperti ini yang harus masuk dalam program pendampingan kedepan, apakah memulai bercocok tanam atau beternak,” ungkapnya pada wartawan Senin (5/2/2018). 

Di sisi lain, kondisi geografis Asmat yang terdiri dari tanah basah membuat infrastruktur primer seperti sanitasi sulit ditemui bahkan di Agats yang merupakan kota kabupaten Agats. “Harus dipikirkan juga bagaimana mengurai permasalahan tersebut karena kalau masih sama saja seperti saat ini, potensi terulang kembali Kondisi Luar Biasa (KLB) seperti kemarin,” sambungnya.

Hendro Wiratmo, dokter spesialis bedah yang juga turut dalam tim DERU menyampaikan bawasanya di Asmat sebenarnya pihak pemerintah dan gereja sudah selama tiga generasi berusaha mengubah pola hidup masyarakat untuk lebih menyadari hidup sehat. Namun tampaknya usaha tersebut belum banyak mengubah dan perlu mendapat perhatian pihak-pihak lainnya. 

“Mengubah kondisi sosial itu yang jauh lebih berat dan perlu keberlanjutan terus-menerus dan harus dilaksanakan. Di sini kami yakin, UGM dengan segala potensinya bisa ikut membantu,” ungkapnya. 

Dalam lawatan ke Asmat, Hendro juga sempat menemukan adanya fakta bahwa kesadaran masyarakat akan hidup sehat belum terbangun di mana para bapak masih memakan pangan ibu dan anak saat masuk periode 1000 hari pertama. “Ibu juga banyak yang dominan bekerja sambil mengasuh anak juga, sementara para bapak melakukan kegiatan lain di rumah adat. Perlu waktu mengubah hal seperti ini namun kami meyakini kesadaran hidup sehat bisa dibentuk,” sambungnya. 

Terdekat, UGM bakal memberangkatkan tim KKN lintas fakultas untuk membantu mengurai penanganan jangka menengah dan panjang pasca KLB campak-gizi buruk di Kabupaten Asmat. UGM juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengatasi permasalahan yang beberapa hari lalu sempat menjadi sorotan dunia. (Fxh)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X