SLEMAN, KRJOGJA.com - Pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) usai pemerintah menerbitkan Perppu Ormas dan surat Kemenkumham ditanggapi serius oleh UGM. Rektor UGM Prof Panut Mulyono memberikan dua opsi bagi para civitas yang diduga terlibat organisasi terlarang itu.
"Kita tentunya tegas dan ikuti panduan Kemristekdikti. Menurut aturan kepegawaian itu ada dua, mundur dari HTI atau keluar dari UGM!" tegasnya disela-sela Kongres Pancasila IX di Lapangan Balairung UGM, Sabtu (22/07/2017).
Baca juga :
Menristekdikti dan 3.500 Mahasiswa Bidikmisi Deklarasikan Anti Radikalisme
Yudi Latif Sesalkan Pernyataan Rizieq Shihab
Panut juga mengungkapkan, UGM telah sejak lama aktif dan meneguhkan diri untuk menanamkan Pancasila bagi setiap civitasnya. Lewat Kongres Pancasila yang diselenggarakan maupun kegiatan pembelajaran pada umumnya, UGM senantiasa berkomitmen para civitasnya bisa berkontribusi positif bagi perkembangan dan kemajuan bangsa.
Hal senada juga diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya membuka Kongres Pancasila. Sebagai alumni Kehutanan UGM, ia merasa bangga dengan posisi almamaternya yang telah lama berkontribusi memperjuangkan Pancasila. Ia berharap kontribusi tersebut bisa diteruskan oleh mereka yang kini mengenyam pendidikan di kampus kerakyatan tersebut.
"UGM telah lama terlibat dalam perjuangan kemerdekaan. Dalam proses membangun bangsa dan kini tugas kita untuk memperkuat Pancasila, sebagai jalan hidup berbangsa dan bernegara," pungkas Jokowi. (Mg-21)