KAIN olahan berbasis pewarna alam mulai banyak dilirik dalam dunia fashion. Kampanye recycle dan upcyle juga turut mendorong perkembangan olahan kain dengan memanfaatkan sumber daya alam khususnya tanaman.
Ecoprint, adalah salah satu teknik menciptakan motif baru dalam mempercantik kain dengan memanfaatkan unsur tanaman. Ecoprint biasa juga disebut mencetak motif daun dalam kain melalui proses alami.
Teknik ecoprint ini salahsatunya yang menginspirasi perajin olah seni kain di Yogyakarta, Yayuk Sukardan menciptakan karya seni kain dengan motif daun tanaman. Yang membanggakan teknik olah seni kain ecoprint membawa Owner Joglo Ayu Tenan ini menyabet penghargaan The Best of The Best melalui produk Athacas Kanya Scraft-nyadi ajang bergengsi Inacraft tahun 2017 di Jakarta.
“Saya menampilkan ecoprint motif daun jati dan kayu putih diatas kain tenun kepompong ulat sutra khusus dari daun mahoni. Orisinalitas dan inovasi baru membawa kreasi kain ini mendapatkan penghargaan di Inacraft 2017,†katanya kepada KRjogja.com,Rabu (24/5/2017).
Tidak berhenti di penghargaan ini saja, mengusung moto Joglo Ayu Tenan yakni ‘Bring The Nature To Our Life’, Yayuk bersama komunitasnya terus melakukan eksplorasi dan riset daun dan tanaman untuk menghasilkan warna alami yang dapat mempercatik kain.
Sementara untuk pengerjaan ecoprint cukup sederhana, hanya dibutuhkan waktu 2 sampai 3 jam saja. Prosesnya daun yang sudah dipilih ditempel ke kain, dipukul ringan untuk mendapatkan motif dan digulung dengan diikat kencang. Proses selanjutnya kain direbus untuk mendapatkan warna daun selama 1,5 jam, kemudian dibuka dan diangin anginkan.Â
“Semua proses pengerjaannya sangat mudah hanya perlu ketelatenan. Kualitas ecoprint ditentukan kreatifitas pemilihan dan penempatan komposisi daun diatas kain,†tambahnya.