YoGYA (KRjogja.com) - Panitia Pendidikan Dasar (diksar) The Great Camping (TGC) Mapala Universitas Islam Indonesia (UII) membenarkan tak memperbolehkan almarhum Muhammad Fadhli dan Syaits Asyam mengundurkan diri di tengah proses pelatihan tersebut. Panitia meminta seluruh peserta untuk bisa menyelesaikan diksar dari awal hingga akhir.
Wildan Nuzula ketua pelaksana TGC 37 kepada wartawan Jumat (27/01/2017) tidak menampik bawasanya almarhum berniat mengundurkan diri karena merasa tak lagi kuat menjalani sisa pelatihan. Namun, menurut Wildan panitia berusaha agar seluruh peserta bisa menjalani pelatihan hingga selesai.
"Almarhum ingin mundur, memang minta tapi kami panitia ingin agar pergi 37 kembali 37, diusahakan mereka bersama teman hingga akhir. Alasan waktu itu karena cuaca buruk, tidak terbiasa dengan cuaca dingin," ungkapnya.
Diakui Wildan, sebelum menjalani materi survival terlebih dahulu peserta dicek kesehatannya oleh tim dokter dari Mapala UNS. Kala itu disebutkan bahwa Asyam tak lagi diperkenankan mengikuti materi survival yang menuntut adanya fisik kuat.
"Asyam tidak ikut survival, karena tidak ada rekomendasi dari tim dokter Mapala UNS. Kami nyatakan dia tidak ikut survival dan berada di basecamp didampingi panitia, jadi 18-20 Januari itu almarhum istirahat di basecamp dan tidak lagi ikut kegiatan," lanjutnya.
Namun ketika ditanya apa yang dilakukan pada almarhum Syaits Asyam atas adanya dugaan kekerasan dari hasil temuan tim investigasi rektorat UII, panitia memilih tidak menjawab dan memilih menyerahkan penyelidikan pada pihak kepolisian. "Itu ranah kepolisian, kami tidak bisa menjawabnya," imbuhnya singkat.
Dalam kesempatan itu, panitia juga mengkonfirmasi keterlambatan menginformasikan kabar Asyam pada pihak orangtua. Menurut panitia, kala itu perlengkapan Asyam masih tertinggal di basecamp termasuk nomor kontak orangtua yang bisa dihubungi.
"Ada rekan panitia yang mengantar dia ke rumah sakit kemudian kami minta bantuan rekan satu jurusan untuk memberitahu orangtuanya. Agak terlambat memang dapatnya," lanjut Wildan. (Fxh)