Industri Asuransi Ciptakan Pasar Tunggal dan Integrasi Via MEA

Photo Author
- Rabu, 23 November 2016 | 14:32 WIB

SLEMAN (KRjogja.com) - Industri asuransi mampu menjadi salah satu pilar utama perekonomian di ASEAN seperti perbankan dan pasar modal seiring potensi pasar asuransi ASEAN yang sangat besar. Minimnya penetrasi industri asuransi di ASEAN ini menjadi tantangan bagi industri asuransi untuk lebih berperan besar bagi pembangunan ekonomi kawasan dengan menciptakan pasar tunggal asuransi dan mengoptimalkan integrasi ekonomi ASEAN dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman Dharmansyah Hadad mengatakan selaku regulator, OJK berusaha mendorong capacity building dan edukasi masyarakat terhadap asuransi dalam forum ini. Sebetulnya asuransi bisa memiliki potensi strategis bila skala usahanya mampu setara dengan perbankan dan pasar modal, seperti di negara-negara maju.

"Dibandingkan di negara maju, penetrasi asuransi di negara ASEAN maupun Indonesia masih sangat kecil padahal potensi jumlah penduduk yang sangat besar. Saya kira penetrasi asuransi ini perlu didorong melalui edukasi kepasa masyarakaat, peningkatan kapasitas industri asuransi dan lain-lain," ujar Muliaman Dharmansyah usai membuka Konferensi Asuransi ASEAN atau ASEAN Insurance Summit (AIS) Kedua di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Rabu (23/11/2016).

Muliaman menuturkan perkembangan asuransi di Indonesia cukup bagus ditengah-tengah ketidakpastian perekonomian dan melambatanya pertumbuhan ekonomi domestik. OJK menilai pertumbuhan asuransi di tanah air masih sejalan dengan perkembangan tersebut, serta menggenjot edukasi asuransi kepada masyarakat disertai peguatan industri asuransinya.

Ketua Dewan Asuransi ASEAN atau ASEAN Insurance Council (AIC), Michael F Rellosa menyampaikan konfrensi kali ini akan menjembatani industri asuransi dan regulator untuk saling bertukar pengalaman. Industria asuransi ASEAN memiliki leboh dari 500 perusahaan yang selama periode 2009-2014 lalu mengalami pertumbuhan premi dua kali lipat menjadi USD 85 miliar. Pertumbuhan ini terjadi di tengah penetrasi pasar asuransi yang cenderung rendah yaitu 3,5 persen dari populasi atau kurang dari separuh asuransi di Eropa dan Amerika Serikat yang mencapai kisaran 8 hingga 10 persen.

"Industri asuransi ASEAN bisa tumbuh semakin pesat jika integrasi pasar asuransi kawasan ini bisa terwujud bersama-sama dengan implementasi MEA. Kita akan membuka potensi pasar asuransi yang selama ini masih penetrasi pasar keuangan masih didominasi perbankan dan pasar mudal dengan kerjasama seluruh pelaku industri asuransi dan regulator untuk menjadi pilar ekonimi bersama dengan perbankan dan pasar modal," papar Direktur Fortune General Insurance Corp ini.

Sektretaris Jenderal AIC, Evelina F Pietruschka menambahkan sektor asuransi mampu menjadi salah satu pilar ekonomi yang menghubungkan private sector dengan regulator. Asuransi bersifat jangka panjang dan merupakan investaasu yang stabil sifatnya sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembiayaan infrastruktur dan menciptakan konektivitas ASEAN . Mengingat selama ini infrastruktur menjadi 'bottleneck' pertumbuhan ekonomi untuk mendorong pembangunan nasional.

"Industri asuransi bisa menjadi kontributor penting bagi perekonomian mengingat kemampuannya menyediakan pembiayaan jangka panjang. Selain menyediakan perlindungan untuk berbagai aktivitas perekonomian," imbuh Evelina.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X