Membuat Iklan Tak Harus Gunakan Sosok Cantik dan Tampan

Photo Author
- Sabtu, 5 November 2016 | 05:37 WIB

SLEMAN (KRjogja.com) – Apakah dalam pembuatan sebuah iklan harus melulu menggunakan objek yang cantik? Apakah harus menggunakan orang terkenal atau seleb papan atas agar iklannya terkenal?

Tidak yang dilakukan oleh Bukalapak dalam pembuatan iklan untuk mempromosikannya. 'Keluar Dari Beauty Contest'. Kalimat itu menjadi pembuka slide presentasi ketika Dedy Vansophi selaku Kreator Pendekar Medok Bukalapak menyampaikan materi tentang World Of Mouth pada acara seminar  Pinasthika Creativestival XVII, yang  berlangsung Jum’at (04/11) di Hartono Mall Yogyakarta Lantai 3.

Hampir semua iklan yang pernah tayang di media Indonesia, memberikan pesan iklan dengan menampilkan sosok cantik atau tampan ditayangannya. Karena aturan main yang terjadi dalam dunia periklanan adalah dituntut untuk menjadi yang terbaik.

Dimana mampu mengikuti aturan main yang sudah ada dan bisa mengalahkan lawan. Tetapi yang dilakukan oleh Bukalapak sangat berbeda. Tidak menggunakan orang-orang cantik di dalam iklannya dan tidak menggunakan selebritis papan atas.

Bukalapak mengusung sesuatu hal yang berbeda, Ia menjual isi konten, agar iklannya tetap dilirik oleh masyarakat. “Pesan yang lemah, akan membutuhkan objek selebritas. Makanya harga bayar medianya mahal. Tapi kalau pesan yang dibuat bernilai tinggi, gunakan orang biasa, tak masalah. Bayar medianya, jadi murah,” kata Dedy ketika menjelaskan materi.

Pada pembuatan iklan Pendekar Medok yang dilakukan Bukalapak yaitu dengan cara triangle system seperti pesan, gagasan dan kemasan. Pertama, sampaikan inti pesan apa yang mau diomongin. Kedua, bentuk isi gagasan pesan yang dikemas dalam sebuah alur cerita. Ketiga, berupa kemasan, alur cerita dieksekusi hingga matang, dengan syarat pesan dan alur cerita tidak boleh ada yang meleset.

Mulai dari karakter tokoh, visual hingga audio harus tepat.“Bukalapak berani keluar dari pesan yang berbeda. Pahlawan. Karena bertransaksi di Bukalapak, berarti ikut menjadi pahlawan bagi ribuan UKM,” cerita Dedy semangat.

Sebelum menutup materinya, Dedy berkata bahwa di periklanan harus menggunakan analisis Strengths, Weaknesses Opportunities, Threats (SWOT), namun tidak yang dilakukan Bukalapak. Dengan memperlihatkan segi strength pada brand, sudah cukup untuk menggambarkan bagaimana isi pesan dalam iklan tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X