Nizar Kherid, dari Wartawan Menuju Senayan

Photo Author
- Selasa, 12 September 2023 | 17:58 WIB
Muhammad Nizar Kherid, mantan wartawan yang maju jadi caleg.
Muhammad Nizar Kherid, mantan wartawan yang maju jadi caleg.

Krjogja.com - SLEMAN - 

Nama Muhammad Nizar Kherid masuk ke dalam jajaran caleg muda Partai NasDem untuk DPR RI dari Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia ditempatkan nomor urut 6 berdasarkan daftar caleg yang dirilis KPU.

Nizar mengawali kariernya sebagai wartawan TV Swasta Nasional sejak Mei 2012 hingga Oktober 2018. Kariernya di industri media cukup moncer. Di usia 26 tahun atau 4 tahun menjadi reporter, ia menjabat Kepala Biro di DIY-Jateng. Dengan posisi ini, Nizar melengkapi pengalamannya sebagai awak redaksi sekaligus pimpinan wilayah di perusahaan media.

Ditemui di kawasan Caturtunggal, Sleman, Nizar mengaku pencalonannya bukan asal maju. Ia dipersiapkan oleh Ketua DPW NasDem DIY Subardi, yang juga Anggota DPR RI. Mbah Bardi, sapaan akrab Subardi menilai Nizar memiliki kualifikasi menuju Senayan.

“Saya diajukan Mbah Bardi sebagai senior dan mentor saya. Tentu pertimbangannya karena dianggap mampu dan juga sebagai kaderisasi,” kata Nizar yang juga menjabat Wakil Ketua DPW Partai NasDem DIY bidang Kominikasi Publik, Senin (11/09/2023).

Berpengalaman sebagai wartawan, Nizar mengaku pencalonannya terinsipirasi dengan tokoh-tokoh kemerdekaan yang berlatar belakang jurnalis. Sebut saja Abdul Moeis, Abdurrahman Baswedan, Adam Malik, Sutan Sjahrir, Mohammad Hatta, hingga Mohammad Natsir. Menurutnya, Para sesepuh bangsa itu berhasil membangun bangsa Indonesia dengan pemikiran dan pengorbanannya.

“Sjahrir menjadi pelopor gerakan sumpah pemuda. Natsir dan Hatta adalah pemikir dan penulis, sempat mendirikan kantor berita. Abdul Moeis, AR Baswedan dan Adam Malik sejak muda sudah aktif sebagai pewarta. Mereka punya idealisme yang ditempa sejak menjadi wartawan,” terang Nizar.

Nizar ingin mengikuti jejak para tokoh republik untuk terjun ke dunia politik. Itulah kenapa, selepas menjadi wartawan aktif, ia berlanjut ke dunia politik dengan menjadi Tenaga Ahli DPR sejak 2019.

“Para tokoh kemerdekaan itu berproses sebagai wartawan sebelum terjun ke dunia politik. Pemikiran mereka visioner, terlatih idealis sejak wartawan. Mereka inspirasi saya,” ucap peraih Cumlaude Magister Hukum Tata Negara Undip Semarang itu.

Selama menjadi wartawan di Yogyakarta, Nizar banyak meliput beragam potret masyarakat Yogyakarta. Secara sosiologis, tantangan di Yogyakarta adalah kesenjangan sosial. Meski demikian, ia mengapresiasi kesungguhan Pemprov dan Pemkab se-DIY dalam membangun banyak infrastruktur, termasuk pembangunan sektor pariwisata yang semakin tertata.

“Dari perspektif jurnalis, saya bisa memahami masyarakat Jogja bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah percepatan kesejahteraan,” tambahnya.

Selama di DPR, Nizar merampungkan satu buku penelitian berjudul “Evaluasi Sistem Pemilu di Indonesia 1955 – 2019 Sebuah Perspektif Pluralisme Hukum.” Hasil penelitiannya menunjukkan, Pemilu 1955 adalah Pemilu paling demokratis di Indonesia. Saat itu, peserta pemilu tidak hanya bersaing secara elektoral, tetapi juga mengemban misi moral untuk mengentaskan buta huruf sebesar 97 persen.

Dalam berbagai kesempatan, ia kerap berpesan bahwa hak pilih bukan komoditas musiman yang bisa dijual-belikan. Politik transaksional akan melahirkan wakil rakyat yang tidak berkualitas.

“Perlu kesadaran moral untuk memilih anggota DPR yang mumpuni. Saya mengajak masyarakat terutama anak muda, ayo kita bersama membangun parlemen responsif. Parlemen yang solutif untuk persoalan bangsa,” tambahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X