Krjogja.com - SLEMAN - Kinerja APBN DIY tercatat baik dan berjalan sesuai rencana serta aktivitas ekonomi masih terjaga hingga akhir September 2023. Namun demikian, dengan situasi global yang cukup dinamis dan menantang, tetap perlu mewaspadai dampak perlambatan ekonomi global dan eskalasi geopolitik.
Hal ini ditegaskan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) DIY Agung Yulianta didampingi Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil DJP DIY Agus Hernawanto Purnomo, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai KPPBC Yogyakarta Turanto dan Kepala KPKNL Yogyakarta Jati Wiryawan di Kantor Kanwil DJPb DIY, Selasa (31/10/2023).
Baca Juga: Agita Tri Moertjahjanto Gantikan Andhie Fajar Arianto Kajari Noyolali
"APBN sebagai motor penggerak sekaligus alat pengaman diharapkan dapat tetap solid menjaga stabilitas ekonomi, melindungi serta memberi manfaat bagi masyarakat. APBN yang sehat dan kuat menjadi instrumen untuk melindungi momentum ekonomi untuk tetap tumbuh dan pulih," tutur Agung.
Agung menyatakan kinerja APBN DIY menunjukkan tren yang pos¹1itif sampai dengan 30 September 2023. Dari sisi Penerimaan Negara, realisasi Pendapatan dan Hibah yang merupakan Penerimaan Dalam Negeri yang terdiri Penerimaan Perpajakan²¢ dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat Rp 6,44 triliun atau 80,07% dari target Rp 8,05 triliun. Pendapatan dan Hibah tersebut tumbuh 6,81% (yoy).
"Penerimaan Perpajakan yang meliputi pajak, cukai dan bea masuk, memberikan andil yang besar dalam peningkatan kinerja Pendapatan dan Hibah sebesar Rp 4,56 triliun. Penerimaan tersebut tumbuh signifikan 9,44% apabila dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak 2022 pada periode yang sama," ujarnya.
Baca Juga: Demplot dan Teaching Farm Konsep Ekonomi Sirkuler, Ini Keunggulannya
Penerimaan pabean secara akumulatif mengalami peningkatan 69,49% (yoy) masih dipengaruhi peningkatan penerimaan Bea Masuk yang berasal dari BC 2.5 asal Gudang Berikat yang bersifat insidentil. Penerimaan cukai secara akumulatif pada September 2023 masih mengalami peningkatan 54,06% (yoy) dipengaruhi adanya peningkatan penerimaan cukai yang berasal dari pelunasan cukai yang mendapatkan fasilitas penundaan pembayaran.
"Penerimaan PNBP mengalami pertumbuhan 0,93% atau sebesar Rp 1.881,91 miliar atau 94,99% dari target sebesar Rp1.981,04 miliar. PNBP terdiri dari PNBP Lainnya dan Pendapatan BLU. PNBP Lainnya tumbuh 42,11 % dengan capaian sebesar Rp 447,03 miliar atau 185,18% dari target sebesar Rp 241,64 miliar," kata Agung.
Baca Juga: Literasi Digital Sasar Prajurit TNI
Sementara itu, PNBP Lainnya ditopang realisasi Pendapatan Biaya Pendidikan, Pendapatan Pelayanan Pertanahan Pendapatan Penerbitan STNK, Pendapatan BPKB serta Pendapatan dari BPJS Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL). Pendapatan BLU tumbuh sebesar 7,14% dengan realisasi mencapai Rp 1.225,52 miliar.
Dari sisi Belanja Negara, Agung menyatakan realisasi mencapai Rp15.778,54 miliar atau tumbuh 4,25% sampai 30 September 2023. Dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama. Belanja Negara terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat mencapai Rp 7.962,26 miliar atau sebesar 62,26% dari target sebesar Rp 12.778,20 miliar.
Baca Juga: Mahasiswa UGM Peneliti Terbaik Versi IRN
Menurut Agung, pertumbuhan tertinggi pada Belanja Pemerintah Pusat (7,11%), dipengaruhi kenaikan Belanja Barang, khususnya Belanja Barang yang diserahkan kepada Masyarakat/Pemda yang meningkat hingga 188,09%. Transfer Ke Daerah tumbuh 1,5% dipengaruhi oleh penyaluran Dana Desa Tahap III yang sudah tersalur di bulan September 2023.