Kemudian di tahun kedua, program lebih berorientasi pada profesi, misal 'Live In' bersama keluarga peternak, perajin atau karyawan media elektronik sehingga santri memahami seseorang menjalani hidup dengan profesi masing-masing.
Kemudian di tahun ketiga, program 'Live in' ini mencoba untuk berorientasi pada traveling, baik lokal maupun internasional.
"Tahun ketiga ini kita coba live in ke Jepang. Mengapa dipilih Jepang, salah satu faktor karena background kulturnya berbeda dengan Thailand, Filipina, Malaysia, ataupun Kamboja. Selain itu, juga ada jejaring dengan PCINU di Jepang dan lembaga volunteer lainnya," papar Ubaidillah, Sabtu, (7/9/2024)
Selain 12 santri yang tinggal di Jepang, ada juga 5 santri yang ikut program Live In di Desa ledok, Ombo, Jember, Jawa Timur selama 12 hari.
Di sana kelima santri akan belajar dan bekerja sama dengan komunitas Tanoker untuk memberdayakan anak-anak Migran melalui program literasi, permainan edukatif, outbound, dan belajar dengan Pesantren Kopi.(*)