Sebagai mahasiswa internasional, tentu saja perjalanan Dr Nazario Gomes, dalam merampungkan studinya kerap menjumpai batu sandungan, terutama dalam melakukan penelitian.
Jarak dan proses perizinan antar negara menjadi tantangan dalam pengiriman sampel penelitian yang berupa bebatuan.
“Penelitian mengharuskan saya pulang ke Timor Leste. Saat membawa sampel penelitian, karena antar negara saya harus mengurus izin belajar ke Imigrasi dan izin membawa sampel bebatuan, itu menjadi kendala yang cukup berat,” ungkap Nazario.
Ayah dari tiga orang anak ini, mengaku hampir menyerah di tengah jalan lantaran tantangan yang begitu besar serta pandemi Covid 19 yang mengakibatkan masa studinya molor dari target 3,5 tahun menjadi lima tahun.
Namun, ia berhasil mengatasi semua rintangan tersebut berkat dukungan dari keluarga, para dosen pembimbing, tim promotor disertasi, tim penguji disertasi, teman seangkatan, teman seangkatan, maupun almamaternya Dili Institute of Technology.
Usai meraih gelar dokter, rencananya ia akan pulang ke Timor Leste untuk mengajar di almamaternya Dili Institute of Technology. Selain itu, doktor berusia 40 tahun ini, telah merancang untuk membuka program studi baru di Dili Institute of Technology, yakni Geologi kelautan. (Awh)