KRJogja.com - SLEMAN – DPRD Kabupaten Sleman mengunjungi Pasar Sementara Godean, Kamis (7/11) untuk mendengar keluhan atau harapan para pedagang. Mengingat masih ada pro dan kontra dalam rencana pemindahan pedagang dari pasar sementara ke Pasar Induk Godean. DPRD meminta pemindahanan pedaganga Pasar Godean tidak boleh ada paksaan. Sebelum pindah, harus ada titik temu dan transparan terlebih dulu.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sleman Hasto Karyantoro SIP yang memimpin kunjungan itu mengaku, ada pedagang yang menginginkan untuk segera pindah ke pasar Induk Godean. Namun juga ada beberapa pedagang yang menginginkan pemindahan dilakukan setelah sarana dan prasarana terpenuhi.
“Jadi masih ada pro dan kontra soal pemindahanan ini. Ada yang menginginkan pemindahan segera dilaksanakan, tapi ada juga yang ingin pindah setelah Lebaran. Mereka punya argumen sendiri-sendiri,” kata Hasto di Pasar Sementara Godean Berjo Sidoluhur.
Kunjungan itu juga diikuti anggota DPRD Kabupaten Sleman dari lintas frakai lainnya, yakni Fraksi PKS terdiri dari Muh Zuhdan, Yani Fathurahman, Ali Imron. Fraksi PPP-NasDem Untung Basuki Rahmat, Surana, Suharyono, sedangkan Fraksi Golkar terdiri dari Banudoyo Manggolo, Indra Bangsawan, Suryono dan Marsono.
Lebih lanjut Hasto meminta, kepindahan pedagang ini tidak boleh ada paksaan, baik yang menginginkan untuk segera pindah atau yang menginginkan setelah Lebaran maupun pemerintah daerah. Namun harus ada titik temu maupun transparan mengenai rencana kepindahan.
“Kami menangkap masih ada yang belum ada titik temu. Bahkan ada kesan ada yang ditutupi. Makanya harus ada transparan. Mulai dari ploting zonasi, undian los, sarana dan prasana lainnya. Jadi kami minta tidak boleh ada paksaan, baik itu dari pedagang maupun pemerintah sendiri,” tegas Hasto.
Menurutnya, sebelum pedagang pindah, sebaiknya sarana dan prasana pendukung harus terpenuhi dulu. Diantaranya penyediaan lahan parkir karena itu sangat berpengaruh terhadap kenyamanan pedagang maupun pembeli.
“Jangan sampai pasar itu kehilangan kumandang atau gaungnya. Makanya sarana dan prasana terpenuhi supaya pedagang dan pembeli merasa nyaman saat berkunjung ke pasar.
Hal Senada juga dikatakan Untung Basuki Rahmat dan Muh Zuhdan. Pemerintah daerah perlu belajar dari Pasar Prambanan dan Sleman. Setelah dilakukan revitalisasi, justru sepi pembeli. Namun yang lebih penting bagaimana pendatangkan konsumen untuk belanja di pasar.
“Standar pelayanan di pasar harus dipenuhi, seperti lahan parkir maupun sarpras lainnya. Supaya pedagang siap berjualan dan konsumen siap membeli,” ujarnya.
Ketua Paguyupan Pasar Godean Sri Kundari membenar ada pedagang yang ingin segera pindah dan ada juga yang menginginkan pindah setelah Lebaran. Namun mayoritas pedagang menginginkan pindah ke Pasar Induk Godean setelah Lebaran. Alasannya karena belum ada ketersediaan parkir.
“Parkir itu sangat mempengaruhi kunjungan konsumen. Kalau mencari parkir saja sulit atau jauh, konsumen pasti akan pindah. Makanya kami ingin pindah ke Pasar Induk Godean kalau sarana dan prasana terpenuhi,” ujarnya.
Salah satu pedagang pasar Bayu Saputro mengatakan, jumlah pedagang Pasar Godean itu ada 1.837 orang. Namun tidak semuanya ikut pindah ke pasar sementara ini. Seharusnya pedagang yang ikut pindah di pasar sementara harus mendapat prioritas.
“Awalnya dipindah ke pasar transit di Sidokarto dan kita mengikuti dengan biaya mandiri. Kemudian dipindah lagi kesini. Ketika mau pindah ke pasar induk, harusnya mendapat prioritas. Karena kita yang ada di sini ikut berjuang,” pinta Bayu. (Sni)