Dibantu Anak Magang Universitas Amikom Yogyakarta, Diadakan Gladhen Alit Jemparingan

Photo Author
- Rabu, 9 Juli 2025 | 10:11 WIB
Gladhen Alit Jemparingan di lapangan Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman (Istimewa)
Gladhen Alit Jemparingan di lapangan Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman (Istimewa)

KRJOGJA.com - Sleman - Suasana riang dan penuh semangat tampak menyelimuti lapangan Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman, dalam acara Gladhen Alit Jemparingan yang digelar pada tanggal Minggu (6/7/2025). Kegiatan ini merupakan pelatihan panahan tradisional (Jemparingan) yang diikuti oleh anak-anak dari komunitas Loh Jinawi Kalurahan Sinduharjo dan didampingi oleh Dian Waliyah dan Robiyansah mahasiswa magang dari Universitas Amikom Yogyakarta.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai budaya, karakter, dan sportivitas kepada anak-anak sejak dini. Jemparingan bukan hanya sekadar olahraga tradisional, tetapi juga bagian dari warisan budaya keraton Yogyakarta yang sarat akan filosofi, seperti pentingnya konsentrasi, ketenangan batin, dan pengendalian diri.

Baca Juga: Joao Pedro Tampil Gemilang, Chelsea Tatap Final Piala Dunia Antarklub 2025

Kolaborasi Budaya dan Pendidikan

Kegiatan ini menjadi bentuk nyata dari kolaborasi antara lembaga kalurahan, komunitas masyarakat, dan institusi pendidikan tinggi. Mahasiswa magang dari Universitas Amikom turut berperan dalam mendampingi peserta anak-anak, serta mendokumentasikan jalannya acara sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat.

Dian Waliyah salah satu mahasiswa magang, menyampaikan harapan "Kegiatan seperti ini sangat penting untuk membentuk karakter anak-anak. Mereka belajar disiplin, kerja sama, dan yang paling penting, mengenal budaya sendiri,"

Antusiasme Anak-anak dan Dukungan Masyarakat

Baca Juga: Di ARTJOG 2025 Murakabi Berbagi Rasa Tani Tanah Bersama Petani Lestari

Sebanyak lebih dari 50 anak-anak usia sekolah dasar tampak antusias mengikuti kegiatan Gladhen Alit Jemparingan Loh Jinawi. Mereka belajar menggunakan busur panah tradisional, memahami teknik dasar jemparingan, dan mengikuti beberapa simulasi pertandingan ringan. Tidak sedikit pula orang tua dan warga sekitar yang hadir dan memberikan dukungan, menjadikan suasana semakin hangat dan penuh kebersamaan.

Menjaga Tradisi di Era Digital

Di tengah arus modernisasi dan dominasi budaya digital, kegiatan seperti Gladhen Alit Jemparingan menjadi oase yang menyegarkan. Anak-anak tidak hanya diajak bermain, tetapi juga diajarkan untuk menghargai akar budaya dan tradisi lokal. Kehadiran generasi muda dalam pelatihan ini menjadi harapan bahwa budaya luhur akan tetap hidup dan berkembang, bukan sekadar menjadi cerita masa lalu.

Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi lintas generasi, Kalurahan Sinduharjo menunjukkan bahwa pelestarian budaya bisa berjalan beriringan dengan inovasi dan pendidikan karakter. Gladhen Alit Jemparingan adalah bukti nyata bahwa budaya tidak hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk dilatih, dirayakan, dan diwariskan. (*)

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X