KRjogja.com- Sleman - Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan yang akhirnya membawa pembelajaran tradisional tidak lagi memadai untuk menghadapi tantangan abad ke-21.
Untuk itulah, pembelajaran mendalam atau deep learningmulai dibahas agar dapat menjadi solusi terbaik guna memecahkan persoalan tersebut.
Permasalahan ini akhirnya membuat DPP IKA UNY menggelar Seminar Nasional Pendidikan dengan mengusung tema “Pembelajaran Mendalam: Konsep dan Implementasi”, yang digelar di Ballroom Gedung Alumni IKA UNY Lantai 2, Sabtu (26/7). Dalam kegiatan ini, DPP IKA UNY menghadirkan keynote speaker, Menteri Pendidikan Dasar Menengah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd secara daring.
Baca Juga: Timnas Tak Boleh Lengah Lawan Vietnam, Erick: Harus Fokus Sampai Akhir Pertandingan
Mendikdasmen menegaskan bahwa deep learning bukan kurikulum baru yang akan menggantikan Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2013, melainkan pendekatan belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dia menjelaskan bahwa pendekatan ini penting agar siswa tidak sekadar aktif secara visual (daring), tetapi bisa memahami dan merasakan makna belajar secara mendalam. Prinsip utama deep learning meliputi mindful, meaningful, dan joyful,.
Mindful disini adalah belajar dilakukan dengan penuh kesadaran, dimana guru menghargai perbedaan tiap siswa dan memberi ruang bagi mereka untuk belajar sesuai gaya masing-masing. Kemudian meaningful merupakan pembelajaran harus memberi makna nyata, dimana materi dikaitkan dengan konteks kehidupan agar bisa diaplikasikan oleh siswa. "Joyful adalah proses belajar harus menyenangkan, tanpa menjadikan metafora funny. Ini untuk menjaga motivasi dan rasa bangga siswa saat memahami pelajaran," paparnya.
Disamping keynote speaker Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Semnas DPP IKA menghadirkan Ketua Tim Pengembangan Pembelajaran Mendalam Kemendikdasmen RI sekaligus Ketua DPP IKA UNY Prof Suyanto, M.Ed., Ph.D., dan Prof. Yuli Rahmawati, Ph.D. selaku Tim Pengembang Pembelajaran Mendalam Kemendikdasmen RI sekaligus Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra 2025-2028.
Baca Juga: Kenang Peristiwa Kudatuli, Satgas Cakra Buana Sleman Gelar Sarasehan
Menurut Prof. Suyanto , pendekatan pembelajaran mendalam bertujuan membangun profil lulusan utuh yang mencakup delapan dimensi utama Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan (fisik dan mental), dan komunikasi. Menurutnya, hasil pendidikan bukan sekadar nilai akademik, tetapi terbentuknya peserta didik yang siap menghadapi tantangan global dengan integritas nilai spiritual dan karakter.
Sedangkan Prof. Yuli Rahmawati menyampaikan , bahwa perencanaan pembelajaran harus berbasis konteks, relevan, dan fleksibel. Pengalaman belajar diarahkan pada pemahaman mendalam melalui siklus memproses belajar, dan asesmen menjadi bagian proses, tidak hanya hasil akhir, diarahkan untuk memperkuat proses dan refleksi belajar. Sedangkan implementasi diberi kerangka yang praktis namun adaptif sesuai kondisi lapangan
Menurut ketua panitia Dr. Prof. Nur Hidayanto Pancoro Setyo Putro, M.Pd., Ph.D. Seminar Nasional Pendidikan DPP IKA UNY, pembelajaran tradisional yang berfokus pada hafalan dan transmisi pengetahuan satu arah, saat ini tidak lagi memadai untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Diperlukan pendekatan baru yang mampu mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan reflektif.
Salah satu pendekatan yang kini banyak diperbincangkan dan mulai diimplementasikan dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran mendalam (deep learning).
Pendekatan ini menekankan pemahaman konseptual yang kuat, keterkaitan antar pengetahuan, dan kemampuan peserta didik untuk menerapkan pengetahuannya dalam konteks nyata.
Disamping keynote speaker Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Semnas DPP IKA menghadirkan Ketua Tim Pengembangan Pembelajaran Mendalam Kemendikdasmen RI sekaligus Ketua DPP IKA UNY Prof Suyanto MEd PhD dan Prof Yuli Rahmawati PhD selaku Tim Pengembang Pembelajaran Mendalam Kemendikdasmen RI sekaligus Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra 2025-2028.