SLEMAN, KRJOGJA.com - Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri menyebut kericuhan di kompleks Stadion Mandala Krida yang dilakukan oleh oknum suporter adalah tindakan diluar batas kewajaran. Insiden usai laga PSIM vs Persis tersebut dinilai mencoreng persepakbolaan di DIY.
Baca Juga:Â Pemain PSIM Ahmad Hisyam Tolle Dilaporkan ke Polda DIY
"Etika dari suporter yang harus kita benahi. Kemarin timnya kalah harus sportif semestinya, bukan mengejar pemain dan melakukan tindakan yang di luar batas kewajaran," kata Dofiri kepada wartawan usai gelar apel persiapan Operasi Zebra Progo 2019 di Mapolda DIY, Rabu (23/10/2019).Â
Menurutnya, kompetisi sepak bola adalah ajang untuk meningkatkan kualitas dan prestasi pemain dan klub. Itu perlu dukungan yang baik dari suporter, bukan sebaliknya.
Dofiri pun sependapat dengan pernyataan Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang telah menanggapi kericuhan tersebut. "Wajar jika Pak Gubernur menyampaikan kalau sepak bola selalu rusuh buat apa (ada pertandingan sepak bola)," ucapnya.
Sehingga, peristiwa tersebut harus menjadi fokus untuk evaluasi bersama. Dofiri mengungkapkan sepak bola di DIY cukup bagus di kancah Liga Indonesia. Karena punya klub PSS Sleman, PSIM Yogya dan Persiba Bantul.
"Sekali lagi kita harus optimis, ke depan harus lebih baik lagi, persepakbolaan tanah air harus ditingkatkan terus melalui kualitas pemain dan etika suporter lebih sportif," imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto mengatakan, belum bisa menyampaikan informasi terkait calon-calon tersangka baru atas kerusuhan tersebut.