Menghadapi era disrupsi yang mewajibkan perluasan akses teknologi pada seluruh insan negeri, menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir juga harus disikapi dengan menyediakan keluasan akses literasi.Â
Perpindahan sumber literasi dari hard copy menjadi digital, akan menghadirkan kesempatan tersebut. Hal inilah yang menjadi landasan kehadiran Perpustakaan Digital (Digital Library) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang diresmikan Menristekdikti pada Jum'at siang (13/07/2018).
"Perpustakaan Digital nantinya bisa menyediakan akses teknologi yang lebih maju untuk lebih mengedepankan pendidikan tinggi. Sehingga UNY siap turut menghadapi era disrupsi," ujar Nasir dalam peresmian tersebut.
Dalam perpustakaan digital , Nasir mengungkapkan bahwa tidak ada buku fisik sama sekali yang disediakan. Akan tetapi, gedung empat lantai yang berisi 121 komputer iMac tersebut telah terhubung dengan internet dan koleksi buku digital milik UNY.
Koleksi buku tersebut nantinya bisa diakses para civitas akademika dengan cara membacanya secara daring. Jikapun para civitas memilih membaca dari rumah atau tempat selain perpustakaan, maka gadget apapun juga mampu mengakses koleksi tersebut selama terhubung dengan internet.
"Perpustakaan digital juga memberi peluang akses lebih besar pada koleksi-koleksi yang sulit disimpan maupun diakses karena keterbatasan ruang penyimpanan secara fisik. Akses lebih mudah bisa dibaca secara digital," ujar Nasir.
Selain memiliki komputer dan akses terhadap buku digital,
gedung ini juga memiliki lobi dan kafe di lantai satu serta ruang seminar berbasis video conference di lantai empat.Â