sleman

Panitia Ungkap Human Error, Atlet Popkab Sleman yang Viral Akhirnya Jadi Juara Dua Bersama

Kamis, 30 November 2023 | 14:02 WIB
Panitia Ungkap Human Eror, Atlet Popkab Sleman yang Viral Akhirnya Jadi Juara Dua Bersama


Krjogja.com - SLEMAN - Ghiyats Gajaksahda (Egi), pelajar SD asal Sleman viral karena orangtuanya curhat di sosial media setelah tak mendapat juara meski finish kedua di nomor 100 meter gaya bebas Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Porkab) Sleman 2023.

Setelah sempat menjadi perhatian luas publik di jagat sosial media, akhirnya Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sleman memutuskan Egi menjadi juara kedua bersama dengan peserta yang sebelumnya juga telah dinobatkan pada saat hari perlombaan 26 November.

Kepala Dispora Sleman, Agung Armawanta menyampaikan bahwa seluruh pihak baik penyelenggara, juri maupun peserta dan orangtua telah dipertemukan, Kamis (30/11/2023).

Akhirnya menurut dia, disepakati bahwa Egi menjadi juara kedua berdasar perhitungan catatan waktu ditambah referensi video yang diambil oleh orangtua.

Baca Juga: Soal Video Curhatan Orangtua Atlet Renang Popkab Sleman Viral Gagal Juara, Begini Penjelasan Panitia Penyelenggara Lomba

"Rujukannya adalah catatan waktu. Saat protes secara formal tak bisa diterima karena tidak ada official. Tapi ketika kamera (video) ini muncul, bisa kita akomodir sebagai referensi bukan penentu, karena aturan sudah ada dalam TM juknisnya. Karena ini kemajuan teknologi kita akomodir sebagai referensi. Hasilnya didukung catatan waktu, apa yang dilakukan Pengkab Akuatik sudah benar, tapi yang disampaikan orangtua menjadi bukti yang bisa kita terima. Keputusan terakhir, juara dua kembar," ungkapnya pada wartawan.

Juara bersama atau kembar adalah hal yang sebenarnya biasa terjadi menurut Agung. Juara dua sebelumnya tak dicabut namun penyelenggara akhirnya mengakomodasi Egi melihat referensi video dan dicocokkan dengan catatan waktu.

"Hak-hak juaranya juga sama karena ini memungkinkan. Ini hal yang sangat biasa dalam lomba," lanjutnya lagi.

Agung mengatakan, kemungkinan terjadi human eror atas kesalahan pemenang nomor 100 meter gaya bebas ini. Ia menegaskan tak ada unsur kesengajaan seperti yang dikhawatirkan warganet di sosial media.

"Semua yang bertugas itu punya lisensi. Satu lintasan ada dua penjaga waktu. Dipastikan murni human eror, tidak ada tujuan tertentu memenangkan salah satu peserta begitu. Sepanjang lomba dengan 20 nomor hanya satu ini, hanya 5 persen saja saya kira masih wajar. Namun semua sudah selesai hari ini," ungkapnya lagi.

Egi sendiri diketahui mewakili kapanewon secara mandiri, dan tak dibiayai oleh pemerintah. Hal tersebut mungkin terjadi karena keterbatasan anggaran kapanewon, dibandingkan dengan antusiasme atlet-atlet pelajar.

"Jadi tetap mewakili kapanewon, nah adik kita ini mandiri, dianggap mandiri keseluruhan. Dalam Technical Meeting (TM) yang mendampingi apalagi keberatan adalah official atau ketua kontingen. Karena mandiri, mungkin ada miss di situ. Kalau bola sudah terbiasa menunjuk official tapi kalau mandiri belum terbiasa. Saat TM tidak ada official yang hadir, dijelaskan bahwa catatan waktu masih menggunakan time keeper. Kita belum pakai kamera seperti standar olimpiade," tandasnya.

Dispora Sleman menurut Agung akan melakukan evaluasi terkait adanya situasi saat ini. Pihaknya akan lebih cermat dalam banyak aspek termasuk perwasitan, aturan perlombaan dan aturan pada peserta-peserta mandiri.

"Nanti evaluasi kami ikut regulasi PB, karena kita komunikasikan dalam aturan cabor. Kami senang kalau teknologi digunakan. Tahun depan apabila ada peserta mandiri, wajib menunjuk official, karena sebenarnya jika kemarin ada official bisa selesai saat hari perlombaan," pungkasnya. (Fxh)

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB