sleman

Tiap Tahun Ada 130 Ribu Hektare Lahan Hutan Di Indonesia Beralih Fungsi

Rabu, 26 Juni 2024 | 16:55 WIB
Gubernur DIY dan Dirjen KLHK meninjau pameran dalam Rapat Kerja Regional Jawa di Hotel Royal Ambarukmo, Rabu (26/6/2024) (Foto : Atiek Widyastuti)

Krjogja.com - SLEMAN - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) mencatat, dalam beberapa tahun terakhir penurunan alih fungsi lahan hutan seluas 130 ribu hektar per tahun. Lahan yang semula berupa hutan beralih fungsi menjadi non kehutanan.

"Jumlah itu sudah turun jauh sejak beberapa tahun terakhir. Beralihnya juga sesuai dengan perencanaan kita. Baik jangka panjang maupun pendek," kata Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono di sela-sela Rapat Kerja Regional Jawa di Hotel Royal Ambarukmo, Rabu (26/6/2024).

Sejauh ini alih fungsi lahan hutan diarahkan untuk mendukung produktivitas. Seperti pemukiman, hingga sarana prasarana untuk fasilitas umum. Perubahan ini juga telah melakukan proses sinkronisasi dan kolaborasi antara sektor.

Rapat kerja regional Jawa dibuka oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang diselenggarakan secara hybrid. Terdiri dari Kementerian LHK pusat, unit pelaksana teknis KLHK se-Ekoregion Jawa dan pejabat tingkat kabupaten/kota termasuk akademisi.

Baca Juga: Dongrak Produksi Padi, Ketua Dewan Serahkan 4 Mesin Tresher

Dalam rapat kerja regional ini menititik beratkan pada pemulihan lingkungan dan ekosistem hutan. Termasuk akselerasi kebijakan pemulihan berbasis kelestarian berkelanjutan.

Harapannya tetap ada partisipasi dari kabupaten/kota dalam menjaga agar keanekaragaman hayati tidak punah. Termasuk menjamin untuk kesehatan, dan keselamatan mutu kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

"Ada tiga isu penting yang sedang kita hadapi saat ini. Perubahan iklim, polusi udara hingga pencemaran kerusakan yang berakibat pada penurunan keanekaragaman hayati," jelasnya.

Baca Juga: Tunjukkan BPD Bukan Pelengkap di Desa

Menurut Gubernur DIY Sri Sultan HB X, belakangan ini masyarakat global semakin familiar dengan istilah peradaban ekologis atau ecological civilization. Ini adalah konsep, dimana manusia dalam segala daya upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan penghidupannya, dituntut untuk dapat memelihara hubungan timbal balik yang setara dan berkelanjutan dengan alam dan sesama manusia.

"Konsep ini lahir dari kesadaran. Kalau ternyata di tengah peradaban yang telah luar biasa maju ini, manusia tidak dapat memisahkan diri dari alam. Antara manusia dan alam semesta ada interdependensi yang tidak mungkin dan memang tidak sepatutnya dipisahkan. Konsekuensinya, the well-being of human, harus in-line dengan the well-being of nature," katanya. (*)

 

 

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB