sleman

Perlu Mitigasi Berkala Kelola Risiko Perusahaan

Minggu, 27 April 2025 | 18:48 WIB
Ajeng Esa sedang memaparkan presentasinya dibersamai dosen pemimbing Dr Taufik Immawan (Fadmi Sustiwi)


Krjogja.com – Sleman – Perlu dipertimbangkan usulan strategi mitigasi yang dilakukan secara berkala, dalam mengelola risiko perusahaan. Hal ini bertujuan meminimalisir atau mengurangi risiko yang dapat timbul. Mengingat persaingan dalam industri manufaktur saat ini semakin ketat.

Hal tersebut dikemukakan Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI) UII, Ajeng Esa Sherina kepada media secarfa daring, Jumat (25/4) sore. Ajeng menyampaikan hasil penelitian untuk thesis berjudul ‘Desain Mitigasi Risiko dan Key Risk Indicator pada Proses Bisnis Konveksi’ didampingi dosen pembimbing Dr Taufiq Immawan dan Ketua Prodi Teknik Industri, Program Magister FTI UII) Winda Nur Cahyo PhD.

“Salah satu indikator yang dapat digunakan perusahaan untuk dapat meningkatkan keunggulan kompetitif adalah menciptakan rantai pasok yang efektif,” tandasnya. Hal ini diperlukan mengingat kondisi persaingan ketat ini membuat perusahaan berlomba-lomba untuk dapat bertahan dalam menghadapi persaingan.

Baca Juga: Metapedia Digital Kesehatan Mata Pertama di Indonesia

Dalam penelitian ini jelas Ajeng, digunakan merode House of Risk (HOR) untuk menentukan sumber risiko prioritas sehingga dapat diberikan strategi penanganan. “Strategi penanganan tersebut bertujuan untuk mengeliminasi atau mengurangi sumber risiko yang telah teridentifikasi. Pada identifikasi risiko, digunakan metode Supply Chain Operation (SCOR) sebagai dasar pemetaan aktivitas rantai pasok untuk dapat mengidentifikasi risiko,” tambahnya.

Hasil penelitian diidentifikasi terdapat 15 kejadian risiko dan 23 agen risiko. Dengan prinsip pareto 80/20 persen, maka terpilih 13 agen risiko yang menjadi prioritas untuk dilakukan perancangan strategi mitigasi. Kemudian lanjut Ajeng Esa Sherina diperoleh 14 strategi penanganan yang diusulkan untuk mengurangi probabilitas timbulnya sumber risiko pada rantai pasok perusahaan.
Adapun agen risiko yang diprioritaskan tersebut yaitu kurangnya perawatan dan pemeliharaan mesin, kurangnya pelatihan terhadap karyawan, keterbatasan SDM, human error) dan kelangkaan bahan baku.

Kemudian area kerja berantakan, kehabisan bahan baku, kesalahan ekspedisi serta kapasitas mesin kurang. Selanjutnya perubahan pesanan secara mendadak dari konsumen, kurangnya koordinasi dengan supplier, penyesuaian permintaan konsumen dan perhitungan bahan baku secara kasar.

Baca Juga: Wanita Mendambakan Kulit Glowing

“Sedang perancangan tindakan pencegahan dilakukan pada agen risiko yang menjadi prioritas, guna meminimalisir atau mengurangi tingkat kejadian dari sumber risiko. Terdapat 14 usulan tindakan pencegahan atau strategi penanganan yang menjadi prioritas untuk diterapkan,” sebutnya.

Adapun strategi penanganan yang diprioritaskan tersebut meliputi yaitu monitoring dan evaluasi kegiatan perawatan dan pemeliharaan mesin, monitoring dan evaluasi terhadap realisasi program pelatihan, perekrutan pekerja secara selektif dan memberikan reward, punishment karyawan (PA4). Juga menerapkan prinsip 5S, membuat kontrak jangka panjang dengan supplier, menerapkan prinsip lean manufacturing, melakukan perbaikan sistem manajemen gudang.

Kemudian membuat rencana produksi jangka panjang (MRP), memperketat perjanjian dengan ekspedisi, menjalin kerjasama dengan pihak ketiga. Lalu menyusun SOP terkait dengan konsumen, menyusun SOP perjanjian terkait dengan supplier , membuat standarisasi perhitungan bahan baku menggunakan Bill of Material . (Fsy)

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB