“Pengusaha harus peduli. Tidak asal bayar, tapi tidak tahu sampah dibuang dimananya,” kata Sumaryantin.
Salah satu General Manager di pusat Vicky mengaku, dalam pengelolaan sampah, dulu kerja sama dengan 5 vendor. Namun setelah TPST Piyungan ditutup, tidak ada vendor yang mau kontrak dengan pusat perbelanjaan.
“Kami juga bingung mau dibuang kemana. Selama ini kami hanya kontak orang yang bisa mengakut sampah. Tapi kami tidak tahu sampah itu dibuang kemana. Kami sangat senang kalau ada solusi dari pemerintah daerah,” kata Vicky.
Baca Juga: Cegah Premanisme dan Pemalakan ke Pengusaha, Polisi Patroli ke Pabrik
Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan RTH Dinas Lingkungan Hidup Junaidi SST mengaku, temuan dalam sidak ini akan jadi masukan bagi dinas. Pihaknya menargetkan TPST Donokerto Turi beroperasi Juni mendatang.
“Jika TPST Donokerto sudah beroperasi, harapannya bisa mengatasi masalah sampah di Kabupaten Sleman,” kata Junaidi. (Sni).