Prof Suyanto dalam materinya menegaskan bahwa pendekatan pembelajaran mendalam bertujuan membangun profil lulusan utuh yang mencakup delapan dimensi utama Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan (fisik dan mental), dan komunikasi. Menurutnya, hasil pendidikan bukan sekadar nilai akademik, tetapi terbentuknya peserta didik yang siap menghadapi tantangan global dengan integritas nilai spiritual dan karakter.
Sedangkan Prof. Yuli Rahmawati menyampaikan bahwa perencanaan pembelajaran harus berbasis konteks, relevan, dan fleksibel. Pengalaman belajar diarahkan pada pemahaman mendalam melalui siklus memproses belajar, dan asesmen menjadi bagian proses, tidak hanya hasil akhir, diarahkan untuk memperkuat prose dan refleksi belajar. Sedangkan implementasi diberi kerangka yang praktis namun adaptif sesuai kondisi lapangan.(Hit)