sleman

Dapat Pelatihan, Petani Aren Cangkringan Naik Kelas

Minggu, 21 September 2025 | 21:10 WIB
Anggota KTH Ngudi Lestari memamerkan hasil olahan produk dari pohon aren. (fadlialamsyah781)

KRjogja.com - SLEMAN - Tim dosen yang terdiri dari Dr. Achmad Himawan, S.Si., M.Si, Dr. Ismiasih, STP., M.Sc., dari Instiper Yogyakarta serta Resna Trimerani, S.Pi., M.Sc. dari Akademi Perikanan Yogyakarta melaksanakan program pengabdian kepada Masyarakat (PKM) untuk memberdayakan Kelompok Tani Hutan (KTH) Ngudi Lestari di Dusun Gondang, Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman.

Program bertajuk "Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani Hutan dalam Pengelolaan Komoditas Tanaman Aren melalui Sistem Agribisnis Berkelanjutan ini bertujuan mengoptimalkan potensi lokal tanaman aren dari hulu ke hilir.

Resna Trimerani, Minggu (21/9/2025) mengatakan KTH Ngudi Lestari yang memiliki 66 anggota menghadapi berbagai kendala, mulai dari serangan hama kumbang tanduk pada tanaman aren, proses penyadapan dan pengolahan yang masih tradisional, hingga keterbatasan dalam diversifikasi produk dan pemasaran.

Baca Juga: Ternyata Tidak Ada Libur Nasional atau Cuti Bersama di Oktober 2025

Produk yang dihasilkan masih terbatas pada gula aren cetak dan kolang kaling mentah, dengan nilai jual dan daya saing yang belum optimal. Melalui pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), tim PKM menerapkan sejumlah solusi inovatif.

"Beberapa di antaranya adalah introduksi tangga teleskopik portable untuk memudahkan pemanenan, perangkap feromon untuk mengendalikan hama kumbang tanduk, serta peralatan pengolahan modern seperti kompor portable dan mesin penghalus untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk," kata Resna Trimerani.

Ia menambahkan, tidak hanya peralatan, program ini juga menyentuh aspek lain melalui serangkaian pelatihan. Anggota KTH dilatih mengenai teknik budidaya yang baik, diversifikasi produk olahan, manajemen usaha, dan pemasaran digital.

Baca Juga: Presiden Prabowo Pidato di Sidang Umum PBB, Indonesia Hadir Kembali di Panggung Dunia

"Beberapa produk turunan baru berhasil dikembangkan dan dilatihkan antara lain sirup kolang kaling, manisan kolang kaling, sambal pecel, dan berbagai jajanan pasar berbahan dasar aren, yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi," tambahnya.

Program ini dirancang dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA), di mana masyarakat terlibat aktif sejak identifikasi masalah hingga pelaksanaan solusi. Dengan harapan, mereka tidak hanya menerima, tetapi benar-benar berdaya dan mandiri.

"Selain dampak ekonomi bagi masyarakat, kami berharap dapat mendorong pelestarian lingkungan dengan menjaga populasi pohon aren di lereng Gunung Merapi," tambahnya. (Yud)

 

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB