sleman

Gerakan ‘Satu Rumah Satu Bibit Buah’, Dorong Ketahanan Pangan

Selasa, 11 November 2025 | 09:00 WIB
KR-Saifullah Nur Ichwan Shodiqul Qiyar secara simbolis menyerahkan tanaman buah kepada masyarakat sebagai gerakan satu rumah satu pohon buah.

“Padahal buah ini bagian untuk pemenuhan gizi yang bagus. Namun karena harganya mahal, kebanyakan masyarakat lebih mengutamakan beras dan sayuran dalam makan sehari-harinya,” ujarnya.

Namun ketika nanti sudah memiliki pohon buah sendiri, diharapkan pemenuhan gizi dari buah dapat terpenuhi. Selain itu juga dapat meningkat ekonomi keluarga karena buah memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

“Harapannya warga tidak lagi perlu membeli buah, melainkan bisa panen dan memetik langsung di halaman kebun atau pekarangan sendiri. Kalau banyak, bisa dijual ke pasar,” terang anggota legislatif dari Dapil 6 yakni Godean, Seyegan, Moyudan dan Minggir ini.

Dengan gerakan satu rumah satu pohon buah memiliki dua keuntungan. Yakni meningkatkan konsumsi buah di kalangan masyarakat yang selama dinilai belum menjadi prioritas bagi banyak warga. Selain itu dapat mengurangi beban pengeluaran rumah tangga.

“Selaku lembaga legislatif, kami akan terus mendukung program ini. Bagaimana program ini bisa terlaksana di seluruh Sleman,” tambahnya.

Peran Kritis Dewan dalam Mengawal Aspirasi Petani

Qiyar yang duduk di pimpinan Komisi C yang membidangi pertanian ini, menegaskan bahwa ketahanan pangan sangat krusial untuk keberlanjutan hidup dan regenerasi. Dalam perannya di lembaga dewan, ia berkomitmen untuk menyerap aspirasi dari akar rumput.

"Komitmen kami adalah melihat permasalahan di 86 kalurahan, di 1.212 padukuhan, di 7.414 RT. Kami akan serap lewat aspirasi apa yang menjadi kendala keluhan dari kelompok tani dan Kelompok Wanita Tani (KWT)," jelasnya.

Menurutnya, jika kedua sektor (pekarangan dan pertanian) dapat dikelola dan dimaksimalkan fungsinya, maka masyarakat dapat mencapai kemandirian pangan. Bahkan kalau bisa, hasil pertaniannya dapat diekspor.

"Kita bisa punya beras, bisa punya telur, bisa punya sayuran, bisa punya daging, bisa punya susu di atas lahan kita, di atas pekarangan kita, di atas sawah kita," tegas Qiyar.

Fokus pada Irigasi dan Daulat Pangan
Guna mendukung peningkatan hasil panen, DPRD dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman sedang berfokus pada perbaikan infrastruktur air. Mengingat saluran ini menjadi kebutuhan pokok bagi para petani.

Saluran irigasi lancar, akan mempengaruhi produktivitas para petani.

"Kami akan mengerti tentang saluran air, baik itu irigasi tersier, sekunder, dan juga primer. Soalnya saluran irigasi jadi infrastruktur paling vital dalam mewujudkan ketahanan pangan ," katanya.

Dikatakan Qiyar, pemerintah daerah dan pusat kini tengah menyelesaikan dan merenovasi irigasi yang memerlukan perbaikan. Tujuannya adalah memastikan air dari saluran primer dan sekunder dapat langsung masuk ke persawahan melalui saluran tersier, sehingga berdampak pada hasil panen yang lebih baik.

Ketika ketahanan pangan dapat terwujud, dapat menjaga stabilitas ekonomi dan kemandirian keluarga. Bahkan dapat mengurangi impor bahan pangan dari negara lain.

Halaman:

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB