Perjuangan Relawan UGM Pulihkan Senyum Warga Lombok

Photo Author
- Sabtu, 27 Oktober 2018 | 01:10 WIB

Setiap hari, dari pukul 08.00 - 17.00 WITA , Nando dan 7 relawan laki-laki lainnya bergotong royong bersama warga untuk membangun masjid maupun tempat MCK. Kabar baiknya, warga sangat antusias terhadap semua program yang dibawa untuk membangun kembali desa mereka tercinta.

Hari pertama, ia benar-benar merasa sebagai seorang relawan. Kerja dari pagi sampai malam. “Jam 8 kita kerja sampe jam 11. Di sana, jam 10 pagi udah nyengatnya masyaAllah. Teman-teman udah banyak yang tepar. Jam 11 kita selesai, abis itu istirahat dan lanjut cari hasil kebun sama anak-anak,” jelas pemuda asal Semarang ini.

Sambil tertawa, ia bercerita tentang pengalaman pertamanya naik pohon kelapa sampai terluka di kedua tangan. “Pas turun merosot, gak kuat, lemes karena belum makan,” katanya setelah menunjukkan beberapa bekas luka.

Selepas ashar, sebuah truk besar berisi batang bambu yang menggunung datang. Namun, truk tidak kuat untuk naik ke desa, sehinga Nando dkk harus turun sekitar 5 km . Dengan pick up, mereka bolak-balik meyusun, membawa dan menurunkan bambu.

“Sampai magrib dapet 3 kali bolak balik. Kita pakai dua pick up, tapi pick up kedua datangnya abis magrib. Kita iring-iringan.Tiba-tiba salah satu pick up bambunya melorot. Kita menurunkan bambu,kemudian menaikan lagi semua. Sampai ada yang tangannya sobek, trus kakinya juga sobek. Hari pertama itu bener-bener gila banget,” ungkap Nando yang baru pertama kali jadi relawan ini.

Malamnya, mereka makan dan kemudian istirahat di tenda posko yang penuh sesak dengan bantuan logistik. Di hari-hari berikutnya, selain membantu pembangunan ulang masjid, relawan yang sempat terkena disentri selama 5 hari ini juga ikut di program lain.

English for Tourism salah satunya. Program yang mengajarkan warga berbahasa Inggris ini ternyata sangat menghibur. Peserta yang terdiri orang dewasa dan anak muda seringkali memplesetkan kata berbahasa Inggris menjadi kata lain. Seperti saat diminta memberi contoh verb+ing dan mereka menjawab, “Sin-ting”. Bener-bener lucu," kenang Nando sambil tertawa mengingat momen tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Maria Stephanie dan Pangan Lokal

Senin, 1 Juni 2020 | 14:11 WIB

Warga Jogonalan Ciptakan Motor dan Sepeda dari Kayu

Sabtu, 23 Februari 2019 | 00:15 WIB

Aika Ingin Jadi Pendongeng dan Pendiri Cagar Alam

Sabtu, 22 Desember 2018 | 13:15 WIB

Perjuangan Relawan UGM Pulihkan Senyum Warga Lombok

Sabtu, 27 Oktober 2018 | 01:10 WIB

Irul, Majukan Dusun dengan Jualan 'Online'

Kamis, 11 Oktober 2018 | 19:30 WIB
X