Untuk itu wanita yang pernah menjadi host acara Jejak Petualang pada salah satu stasiun TV SWasta nasional ini mengingatkan perlunya digalakkan momen hari Kebangkitan Nasional bagi generasi muda untuk berani melawan radikalisme dan terorisme. Karena menurutnya, radikalisme dan terorisme itu bukan hanya terbatas ancaman dari luar negara atau terbatas masalah yang kelihatan saja dan perihal penjajahan semata. Karena menurutnya masalah terorisme itu bisa datang dari segi ideologi.
"Karena saya merasa saat ini banyak sekali yang ditanamkan sifatnya seperti brain wash, bahkan melalui dunia maya hal tersebut dilakukan oleh kelompok radikal dengan menyebarkan konten-konten yang tentunya berbahaya buat bangsa ini. Kita harus bisa dan mau ngobrol dengan banyak orang atau teman-teman kita untuk menanyakan konten yang kita lihat. Jadi jangan diam saja di dalam kamar, buka laptop lalu browsing-browsing konten yang tidak jelas sumbernya, tidak mau ngobrol dengan orang, tentunya itu sangat bahaya bagi diri sendiri. Buat kesehatan mental secara psikologis juga tidak baik dan bahaya," kata pemeran film Guru Bangsa: Tjokroaminoto ini menjelaskan.
Untuk itu dalam menyambut hari Kebangkiutan Nasional ini wanita yang juga menjadi mentor dalam workshop lomba festival video pendek BNPT tingkat SMA ini, kembali mengingatkan agar generasi muda Indonesia harus saling bisa bergandengan tangan dengan sesama masyarakat Indonesia untuk membikin Indonesia menjadi yang lebih baik agar tidak mudah terpengaruh paham radikal terorisme sekaligus untuk menjaga persatuan NKRI.
“Saya konsen di dunia maya yang saat ini sepertinya marak untuk memecah belah bangsa ini. Untuk itu berikan informasi se-objektive mungkin. Saring informasi yang baik, kita sebarin saja yang baik-baik, karena kita tahu, dengan menjadi yang positif kita bisa bawa semunya lebih positif. Karena bangsa ini punya potensi yang besar bagi kita semuanya untuk bersatu,†ujar wanita yang juga menjadi duta Taruna Siaga bencana (Tagana) ini mengakhiri.(*)