Lulus dengan rata-rata nilai 8,5 ternyata tidak membuat Nina dengan mudah diterima di SMP Negeri. Difabilitasnya jadi alasan. Beruntung kemudian ia diterima di SMP N 2 Depok. “Sebelum masuk saya ditanya sama Kepala Sekolah, bagaimana nanti kalau diejek sama teman-teman. Saya jawab, saya sudah biasa dihina.â€
Masa SMP ini menjadi pengalaman yang paling berkesan bagi Nina. “Hari pertama sekolah ketika upacara kepala sekolah panggil saya untuk maju ke depan. Ini Safrina, teman kita yang difabel. Kalau mau ejek silahkan, dia sudah biasa. Justru karena kepala sekolah bilang begitu, tidak ada yang berani ejek saya,†papar Nina yang semasa SMP selalu masuk tiga besar.
Barulah dua tahun kemudian ia tahu bahwa kepala sekolahnya membuat peraturan, siapa yang mengejek atau menjauhi Nina akan diberi hukuman. Nina sempat tidak terima. Pikirnya, untuk apa hubungan pertemanan dipaksa. Akan tetapi lambat laun ia paham juga, kalau tidak dipaksa mungkin teman-temannya juga akan sulit terbiasa berteman dengannya. “Negara seharusnya mencontoh kepala sekolah saya,†ujarnya. (Lintang Fajar N/Lucia Yuriko)
Safrina Rovasita : Meski Tiga Besar Terpandai, Tidak Lulus SMA
Safrina Rovasita : Difabel Juga Mampu Berorganisasi dan Tuntaskan S2