Irul, Yakinkan Petani Pentingnya Jualan Online

Photo Author
- Senin, 25 Juli 2016 | 08:00 WIB

PETANI muda ini pernah tak tenang hidupnya karena ikut trading forex. Pernah mengalami kerugian besar saat 10.000 bibit tanaman tak dibayar oleh pemesannya. Kesuksesannya dimulai saat mulai mengakrabi dunia maya untuk menjual bibit tanaman.

Soal bibit tanaman buah, nama Muh Khoirul Soleh (41) atau akrab dipanggil Irul bukanlah nama yang asing di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Ia dikenal juga sebagai kolektor bibit buah langka dan unggul. Sakin banyaknya ia sendiri sampai lupa jumlahnya.

Petani bibit buah-buahan yang tinggal di Dusun Kebonkliwon, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman ini dikenal sebagai petani yang tak pelit berbagi ilmu. Ia mendorong petani-petani muda untuk akrab dengan teknologi informasi khususnya dalam hal pemasaran bibit buah-buahan.

"Tahun 2010, saya mulai menjual bibit buah-buahan secara online, awalnya tidak ada yang laku, tapi terus didorong oleh salah seorang teman dari Semarang saat itu," kata Irul saat berbincang dengan KRjogja.com di sela acara syawalan Petani Buah Ting Jateng-DIY, Minggu (24/07/2016). Tak menunggu lama, ia yang semula berjualan dengan cara konvensional mulai memetik hasilnya. Pesanan bibit buah-buah mulai berdatangan apakah melalui facebook, twitter, dan blog yang ia buat.

Keputusannya fokus pada jual beli bibit tanaman khususnya buah sendiri diawali pemikiran sederhana. "Saya ingin tinggal di rumah, bisa melihat anak istri," katanya. Awalnya ia ikut Multi Level Marketing Irul merasa hidupnya habis dijalan. Ia sendiri mengambil hikmah dari kegagalannya di MLM, mulai dari belajar marketing, mendidik mentalnya menjadi kuat, berani mangambil keputusan dan pantang menyerah. Ia kemudian beralih ke trading forex, namun aktivitas barunya itu membuat ia selalu tegang.

Setelah meninggalkan semua bisnisnya tersebut Irul memilih berjualan bibit. Kebonrejo sejak dirinya kecil memang dikenal sebagai penyedia bibit tanaman terutama buah-buahan. Petani bibit awalnya menanam bibit langsung ditanah. Baru setelah laku, bibit tersebut dipindah ke pot. Adanya polybag mengubah kebiasaan petani dengan langsung menanamnya disitu.

Diajari Pembeli




Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Maria Stephanie dan Pangan Lokal

Senin, 1 Juni 2020 | 14:11 WIB

Warga Jogonalan Ciptakan Motor dan Sepeda dari Kayu

Sabtu, 23 Februari 2019 | 00:15 WIB

Aika Ingin Jadi Pendongeng dan Pendiri Cagar Alam

Sabtu, 22 Desember 2018 | 13:15 WIB

Perjuangan Relawan UGM Pulihkan Senyum Warga Lombok

Sabtu, 27 Oktober 2018 | 01:10 WIB

Irul, Majukan Dusun dengan Jualan 'Online'

Kamis, 11 Oktober 2018 | 19:30 WIB
X