Karena telanjur nyemplung dan penasaran, petualangan Kirman mencari uang gaib tidak berhenti sampai di Mbah Parto. Dia berlanjut ke seorang paranormal di Gresik. Awal informasinya juga dari cerita turun-temurun temannya. Beberapa kali Kirman pulang-pergi Sleman-Gresik.
"Sampai puncaknya, saya disuruh bawa merah delima. Saya menyewa dari orang Bantul. Bias warnanya tembus 3 gelas. Tapi katanya sampai di Gresik, khodam tak mau kerja," kisahnya.
Petualangan di Gresik itulah yang membuat Kirman punya kesimpulan, menyedot uang gaib itu tak mungkin. Ada ilmunya, tapi tak semua orang bisa melakukan.
"Yang banyak adalah orang mengaku-aku bisa. Awalnya bilang tulus membantu. Dalam perjalanan ketika orang yang dibantu punya kemampuan keuangan, pelan-pelan digerogoti uangnya. Saya sendiri memang belum pernah keluar uang langsung untuk bayar dukun. Hanya kehabisan waktu, tenaga, transportasi dan uang saku selama berpetualang. Saya ibaratkan sindikat tersebut membangun Istana Khayal untuk memikat orang yang kebelet ingin punya duit instan," papar warga Kalasan ini. (Dar)