Warga Pakai Edan-Edanan Kirimkan Krupuk Mlempem Award ke Bawaslu DIY, Ini Alasannya

Photo Author
- Kamis, 22 Februari 2024 | 14:19 WIB
Garda memberikan krupuk mlempem award ke Bawaslu DIY (foto: Harminanto)
Garda memberikan krupuk mlempem award ke Bawaslu DIY (foto: Harminanto)



Krjogja.com - YOGYA - Puluhan orang yang berhimpun dalam Gerakan Rakyat Untuk Demokrasi dan Keadilan (GARDA) menggelar aksi teatrikal di halaman kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DIY, Kamis (22/2/2024) siang. Mereka mengenakan pakaian edan-edanan, membawa serta kotak kerupuk raksasa dan memberikan Krupuk Mlempem Award pada institusi pengawas pemilu tersebut.

Garda yang berasal dari masyarakat berbagai latarbelakang berjalan kaki dari Lapangan Minggiran yang letaknya tak jauh dari Kantor Bawaslu DIY di Jalan DI Panjaitan Mantrijeron Kota Yogyakarta. Mereka berdandan edan-edanan, meneriakkan berbagai keluh kesah terkait pemilu 2024 yang dinilai tidak berlangsung jujur dan adil.

Arya Yuda, Koordinator Lapangan mengatakan  masifnya dugaan berbagai kecurangan Pemilu 2024 mewarnai perbincangan publik sepekan terakhir, mulai dicoblosinya kertas suara untuk paslon capres/cawapres tertentu, maraknya politik uang, penggunaan fasilitas negara oleh pejabat publik, intimidasi oknum aparat hingga penggelembungan penghitungan suara. Sistem rekapitulasi suara KPU Sirekap juga dituding bermasalah dan sengaja disetting untuk menggelembungkan paslon capres/cawapres tertentu.

Baca Juga: BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan di Jogja Bulan Februari, Berikut Prakiraan Cuaca Selengkapnya Hingga Maret

Kepuasan publik terhadap pelaksanaan Pemilu menurut Arya sangat rendah. Suara-suara masyarakat untuk dilakukan Pemilu ulang bahkan penolakan hasil Pemilu, audit digital forensik terhadap sistem IT KPU, hingga dorongan hak angket di DPR RI pun menguat.

Berbagai preseden buruk yang terjadi dalam Pemilu dinilai publik merupakan buntut dari malpraktek kekuasaan rezim Joko Widodo sejak meletus skandal keputusan Mahkamah Konstitusi hingga KPU yang memberikan karpet merah kepada sang putra Presiden agar bisa menjadi salah satu kontestan Pemilu Presiden. Di sisi lain, Bawaslu dinilai tumpul dalam bekerja, menindak dugaan kecurangan sistematis dalam pemilu.

"Kami memberikan Krupuk Mlempem Award kepada Bawaslu sebagai simbol kinerja Bawaslu yang melempem atas berbagai kasus-kasus pelanggaran dan kecurangan Pemilu. Bawaslu sebagai instrumen demokrasi dinilai gagal menjalankan fungsinya secara optimal. Bawaslu tak ubahnya sekedar tukang stempel kepentingan rezim penguasa yang telah mengatur sedemikian rupa Pemilu terselenggara sesuai seleranya," ungkapnya di sela aksi.

Baca Juga: Kabar Gembira! Avenged Sevenfold Akan Konser di Jakarta, Catat Tanggalnya!

Arya secara langsung menyerahkan award pada Ketua Bawaslu DIY, Mohammad Najib. Ia menyampaikan bahwa kerja Bawaslu tidak baik karena mlempem layaknya krupuk yang terlalu lama kena angin.

"Apa kerja bapak sebagai badan pengawas pemilu, mengapa mlempem. Bapak ibu semua bekerja dengan gaji dari uang pajak kami. Pemilu adalah wujud demokrasi satu-satunya, seharusnya berjalan dengan jujur dan adil. Kami menolak hasil pemilu ini karena penuh kecurangan," tandasnya.

Usai memberikan blek krupuk mlempem, tak lama massa meninggalkan kantor Bawaslu DIY. Aksi tersebut sempat membuat arus lalu-lintas di Jalan DI Panjaitan ditutup sementara. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X