Krjogja.com - YOGYA - Memasuki tahun 2024, ketidakpastian geopolitik masih perlu terus diwaspadai. Selain itu, tekanan inflasi dan suku bunga global, serta proteksionisme yang menurunkan ekspor juga menjadi sejumlah risiko yang perlu dicermati.
Di tengah pelemahan global 2023, ekonomi DIY pada triwulan IV 2023 berhasil tumbuh sebesar 5,07% (ctc) yang menjadi capaian tertinggi dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa. Dimana secara (ctc) tercatat ekonomi Jawa Barat tumbuh 5 %, Jawa Tengah 4,98%, DKI Jakarta 4,96%, Jawa Timur 4,95%, dan Banten 4,81%.
"Kinerja APBN di awal 2024 terus melanjutkan kinerja baik APBN 2023 dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang stabil. Pemerintah terus memantau dan mengantisipasi dampak dari pelemahan perekonomian dan volatilitas pasar keuangan global terhadap perekonomian domestik dan kesinambungan fiskal," tutur Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) DIY Agung Yulianta di Yogyakarta, Rabu (28/2/2024).
Baca Juga: Purwokerto Tambah Satu Lagi SMP Negeri
Agung mengatakan APBN mencatatkan kinerja yang baik di awal 2024, kinerja belanja negara sampai dengan 31 Januari 2024 terealisasi sebesar Rp1,8 triliun, tumbuh signifikan 47,92% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Hal ini dipengaruhi peningkatan realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa hingga 70,34% dibanding tahun sebelumnya.
"Belanja Pemerintah Pusat terealisasi sebesar Rp 480,06 miliar atau 3,20% dari pagu belanja yang tumbuh 8,54%. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat terdiri dari realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp 277,33 miliar, Belanja Barang sebesar Rp149,38 miliar dan Belanja Modal sebesar Rp53,35 miliar," jelasnya.
Baca Juga: J-Rocks Jawab Kerinduan Fans Lewat Single Tanpa Air Mata
Dukungan APBN kepada APBD melalui Transfer ke Daerah (TKD) dan Dana Desa meningkat, realisasi penyaluran TKD dan Dana Desa sampai dengan 31 Januari 2024 sebesar Rp1,32 triliun atau 12,59% dari alokasi.
Selain pertumbuhan positif realisasi penyaluran Dana Alokasi Umum Rp874,60 miliar, tingginya kinerja TKD dan Dana Desa juga dipengaruhi oleh penyaluran Dana Alokasi Khusus Non Fisik Rp374,55 miliar dan Dana Desa Rp73,55 miliar pada Januari 2024.
"Kinerja Pendapatan Negara sebesar Rp797,11 miliar naik signifikan 35,25%. Tingginya kenaikan tersebut ditopang penerimaan Cukai dan penerimaan BLU yang tumbuh signifikan.," imbuh Agung.
Penerimaan Perpajakan di DIY, disampaikan Agung tumbuh hingga 2,62%. Hal ini dipengaruhi PPN dan PPnBM mengalami pertumbuhan positif atas akumulasi seluruh jenis sebesar 7,29%, akan tetapi mengalami penurunan di jenis pajak PPN Impor dikarenakan belum terulangnya import atas bahan baku seperti tahun sebelumnya.
"PPnBM DN mengalami penerimaan negatif dikarenakan adanya PBK kirim atas kesalahan setor ke Kantor Wilayah lain. Kenaikan PPN DN diperoleh dari naiknya tarif PPN menjadi 11%, pembayaran proyek pengadaan dan pembangunan, serta perubahan dimana pemungutan PPN yang dibayarkan menggunakan NPWP Instansi," pungkas Agung. (Ira)