Krjogja.com - BANTUL - Trah Sri Sultan HB II terus berupaya mewujudkan gelar pahlawan nasional bagi Sri Sultan HB II. Berbagai langkah dilakukan mulai pengumpulan naskah akademik, artefak, manuskrip hingga menginisiasi pembuatan film perjalan HB II yang menjadi prasyarat pengajuan Pahlawan Nasional.
Anantha, perwakilan Trah HB II, mengatakan pihaknya terus berupaya mendaftarkan sebagai pahlawan nasional dengan mengumpulkan trah, tokoh, akademisi dan pemerintah untuk menyelaraskan tujuan. HB II dinilai layak menyandang gelar Pahlawan Nasional karena memiliki banyak peninggalan yang membawa kemanfaatan sampai saat ini.
Baca Juga: GPS adakan Karnaval Takbir di Candibinangun
"Misalnya terkait keprajuritan serta kostum prajurit itu dikreasikan oleh beliau. HB II merencanakan semua itu, pada eranya memperjuangkan rakyatnya dari penjajah di bumi pertiwi. Banyak di naskah lama, ada mutiara serat yang dipersembahkan oleh beliau. Saya sebagai trah bagaimana dokumen dan artefak yang dibawa ke Inggris bisa kembali. Gerakan diskusi ini menghasilkan beberapa hal yakni pahlawan nasional HB II, pengembalian harta kekayaan di era beliau dan menggugah artefak tersembunyi di Wonosobo," ungkapnya pafa wartawan di kawasan Panggung Krapyak, Kamis (30/5/2024).
Trah HB II yang bersinergi bersama dalam bingkai konsorsium Eva Raksamahe terus mengunpulkan dokumen verbal non verbal, foto, naskah yang akan dibawa ke Inggris. Untuk memperkuat segala narasi, pihaknya juga akan membuat narasi berupa film untuk memudahkan pemahaman keseluruhan.
Baca Juga: Bawaslu Karanganyar Butuh 177 PKD, Seleksi Mulai Dilakukan
"Kami sudah ke DPR RI Komisi 10, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memastikan kesamaan tujuan. Ini gerakan bersama agar Inggris tak melemahkan diplomasi kita. Belanda 2013 sudah mengembalikan tapi Inggris berkilah hanya kembalikan dalam bentuk digital. Kami ingin mendorong dikembalikan dalam bentuk fisik," lanjutnya.
Prof Junaidi, Rektor Universitas Lancang Kuning Riau, yang hadir dalam dialog menyampaikan bahwa pengusulan HB II sebagai pahlawan nasional sangat layak. Diskusi dari artefak dan naskah yang ada dinilainya sudah sangat menguatkan bahwa HB II memiliki peran besar pada eranya.
Baca Juga: Perkara Tanah Kas Desa Candibinangun Tahap II Dintyatakan P21
"Pengembalian naskah sangat penting dilakukan agar naskah kita di Eropa bisa diambil kembali tentu dengan strategi baik, antar negara. Perlu kita menyiapkan tempat untuk menyimpan dan mengelola naskah itu. Bisa diteliti dan diungkap isinya karena sangat penting juga kontekstualisasi isi agar generasi muda mengetahui," tandas dia.
Kepala Desa Pagereja Wonosobo, Nurwadi, yang juga sejak awal ikut serta dalam konsorsium menyampaikan banyak peninggalan budaya HB II yang masih ada sampai sekarang. Contohnya upacara selamatan Tenongan 70 hari sekali yang sampai saat ini masih berjalan.
Baca Juga: Residivis Curi Sepeda Motor Diringkus Petugas Polsek Srandakan
"Ada batu untuk penanda ari-ari HB II yang juga masih ada. Tulisan Jawa kuno ada di atasnya namun di sana, orang sekitar tak bisa membaca," lanjutnya.
Sementara, Romo Manu, Filolog yang juga ikut dalam konsorsium menambahkan, banyak naskah yang pernah ditulis termasuk dari pujangga tentang HB II. Namun ia berpesan agar disiapkan betul tempat untuk naskah yang nantinya kembali dari Inggris.
"Ini siapa yang nantinya akan membaca, itu yang masih kita cari. Bahasa Jawa Jogja ini agak lain dengan daerah lainnya jadi kita harus siapkan betul," pungkasnya. (Fxh)