KRjogja.com - YOGYA - Pimpinan partai politik di Kota Yogyakarta hadir dalam Sarasehan Membaca Arah Koalisi Partai Politik dan Elektabilitas Calon Walikota/ Wakil Walikota Yogyakarta yang digagas Lembaga Studi Pendidikan dan Kebangsaan (LeSPK) Yogyakarta, Kamis (27/6/2024). Menarik bahwa partai politik saling terbuka membawa gagasan yang sama untuk membangun Kota Yogyakarta serta mengurai persoalan.
Hadir Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, politisi senior PAN Sofyan juga Kuncoro, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Yogyakarta. Dibahas hal menarik terutama terkait kontestasi pilkada di Kota Yogyakarta yang akan dihelat November nanti.
Eko Suwanto mengungkap kontestasi pilkada 2024 dipastikan tanpa calon independen. Kepastian tersebut menjadi ruang dialog yang harus dibuka dan diperjuangkan karena tidak akan ada orang yang maju tanpa rekomendasi partai politik.
Baca Juga: Sidang Kasus Korupsi PMI Kota Yogyakarta, Jaksa Tolak Eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa
"Sangat penting dimaknai pasangan calon adalah sosok yang diberi rekomendasi oleh parpol. Posisi politik harus clear dahulu, maka perlu membangun kerjasama antar partai politik membereskan persoalan di Kota Yogyakarta. Platform pertama Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Keistimewan Jogja. Kami sudah diskusi dengan parpol, dengan belum melibatkan jagonya. Tidak buru-buru lamaran dan akad nikah tapi mendiskusikan apa yang akan dibangun ketika menikah nanti," ungkap Eko.
Eko juga menyebut, pemimpin Kota Yogyakarta harus membangun kerjasama dengan Sleman dan Bantul yang berbatasan langsung. Apalagi persoalan sampah yang dua tahun terakhir Pemkot tidak serius penanganan sampah. Kemudian stunting yang masih tinggi, di kota yang dekat dengan akses semuanya juga pengangguran dan kemiskinan," tandas Eko.
Di Jogja menurut Eko banyak ruang menarik untuk berbincang, misalnya di warung kopi untuk mencari jawaban atas persoalan di Kota Yogya. "Agenda seperti ini harus sering dilakukan untuk mencairkan komunikasi," pungkas dia.
Baca Juga: Ninja Xpress Manfaatkan Affiliate Marketing untuk Mendorong Kemandirian UKM
Kuncoro, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Yogyakarta, juga menilai hal yang sama karena hal penting bisa diselesaikan lewat ngopi bersama. Di Jogja ada 2000 lebih warung kopi yang bisa menjadi tempat berjumpa.
"Parpol harus rembugan, menyamakan visi misi, ketemu apa yang diperjuangkan baru ketemu mantennya (calon walikota). Tentu yang kita maui harus sesuai keinginan masyarakat. Catatan bagi masyarakat tentang hal belum tuntas, ini jadi PR kepala daerah selanjutnya. Kandidat mulai muncul, kami akan komunikasi dengan partai lain, siapa yang paling cocok dengan visi misi kita bersama," tandasnya.
Sementara Dewan Penasehat LeSPK, Dr Khamim Zarkasyi mengatakan arah koalisi bisa mengerucutkan kombinasi sosok pemimpin Yogyakarta yang berkemampuan untuk meningkatkan sektor ekonomi, pendapatan daerah serta kreatifitas masyarakat yang dapat dikapitalisasi. Popularitas menurut dia jadi hal penting namun kapabilitas jangan sampai diabaikan.
Baca Juga: Pentingnya Kolaborasi Multisektor untuk Peningkatan Kualitas Layanan Pengembangan Anak Usia Dini
"Untuk Yogyakarta sebaiknya dua pasang calon saja dengan demikian arah koalisi partai lebih mudah terbentuk. Namun tentu semua berkaitan dengan bagaimana komunikasi antar partai politik nantinya. Kami berharap yang terbaik bagi Kota Yogyakarta," pungkasnya. (Fxh)