Aktivis Sosial Yogyakarta Mengapresiasi Mundurnya Miftah Maulana Habiburrahman

Photo Author
- Sabtu, 7 Desember 2024 | 05:05 WIB
 Baharuddin Kamba menirukan penjual es teh yang diolok-olok Miftah Maulana Habiburrahman pada Kamis (5/12) di kawasan 0 kilometer.   (istimewa)
Baharuddin Kamba menirukan penjual es teh yang diolok-olok Miftah Maulana Habiburrahman pada Kamis (5/12) di kawasan 0 kilometer. (istimewa)


Krjogja.com - Yogya - Baharuddin Kamba selaku Aktivis Sosial Yogyakarta merespon atas mundurnya Miftah Maulana Habiburrahman dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembina Sarana Keagamaan.

Kamba menuturkan, sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sikap gentleman dengan mundurnya Miftah sebagai utusan khusus presiden Prabowo tersebut layak diapresiasi."Sebagai pejabat publik seharusnya mundur karena tidak pantas bagi pejabat mengumpat kata kasar kepada masyarakat kecil, apalagi dihadapan banyak orang. Sebelum menjadi pejabat publik dan sebelum video viral Sunhaji pedagang es teh, Miftah ternyata pernah berkata kasar kepada pelawak senior Yety Pesek dan videonya kembali viral akhir-akhir ini", tutur Kamba, Jumat (06/12).

Kamba berharap kepada Presiden Prabowo Subianto kedepannya tidak salah memilih pejabat yang akan membantunya di kabinet merah putih. "Rekam jejak dan jejak digital harus dilakukan secara matang dan tuntas. Jangan sampai kasus yang dilakukan oleh Miftah ini kembali terjadi lagi", ungkapnya.

Baca Juga: Resep Lansia Tetap Produktif, PAFI Kabupaten Bima Anjurkan Olahraga Ini

Kamba mengatakan, bagi pejabat publik yang melakukan kesalahan dan viral di media sosial segera meminta maaf kepada publik tanpa harus menunggu perintah dari pimpinannya. Hal ini penting agar rasa bersalah dan tanggungjawab dari pejabat publik yang melakukan kesalahan.

Kamba menambahkan, kepada Presiden Prabowo agar tidak memberikan jabatan baru kepada Miftah Maulana Habiburrahman karena tidak ada jaminan ketika diberikan jabatan baru tidak melakukan tindakan hal yang sama dan seharusnya jika ditawarkan jabatan baru, Miftah menolaknya.

 

"Dengan mundurnya Miftah sebagai utusan khusus Presiden Prabowo dapat diambil pelajaran yang berharga salah satunya yakni tidak merendahkan orang lain apapun profesinya. Selama dia tidak korupsi, tidak mengambil yang bukan haknya dan tidak merugikan orang lain, kita tetap menghormatinya dan menghargainya, bukan merendahkannya", tambahnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X