Krjogja.com Yogya – Gereja Santo Albertus Agung Jetis, Yogyakarta, menggelar acara peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan gereja baru. Acara ini berlangsung pada Kamis, 28 November 2024, dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dan umat Katolik dari berbagai wilayah.
Peletakan batu pertama ini dilakukan oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, didampingi oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta sebagai perwakilan dari Sri Sultan Hamengku Buwono X. Acara tersebut menandai momen penting dalam perjalanan umat Katolik di Jetis, yang telah lama merindukan kehadiran gereja baru sebagai pusat kegiatan rohani dan sosial mereka.
Dalam sambutannya, Mgr. Robertus Rubiyatmoko menyampaikan, "Pembangunan Gereja Santo Albertus Agung Jetis ini bukan hanya tentang mendirikan bangunan fisik, tetapi juga tentang membangun iman dan persatuan umat. Kami berharap gereja ini menjadi tempat berkat bagi masyarakat sekitar, tidak hanya untuk umat Katolik tetapi juga bagi semua orang."
Baca Juga: Kasus Stunting di Sleman Pada 2024 Alami Penurunan, Dari 4,51 Menjadi 4,41 Persen
Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, dalam pidatonya, mengapresiasi upaya umat Katolik Jetis dalam berkontribusi pada pengembangan sosial dan budaya di Yogyakarta dan menekankan pentingnya semangat gotong royong dan kerukunan umat beragama sebagai landasan pembangunan yang inklusif.
Pembangunan Gereja Santo Albertus Agung Jetis direncanakan berlangsung dalam beberapa tahap, dengan target selesai dalam waktu tiga tahun. Gereja ini diharapkan mampu menampung lebih banyak umat dan menyediakan fasilitas yang lebih baik untuk kegiatan liturgi, pendidikan, dan sosial.
Baca Juga: PAFI Kabupaten Barito Selatan Jabarkan Deretan Nutrisi yang Dibutuhkan Ibu Hamil
Acara ini diakhiri dengan doa bersama dan acara syukuran bersama jemaat gereja dan tamu undang, disertai antusiasme umat yang turut menyaksikan momen bersejarah ini. Gereja Santo Albertus Agung Jetis mengundang semua pihak untuk terus mendukung pembangunan ini, baik secara moral maupun material, demi terwujudnya rumah ibadah yang menjadi simbol kedamaian dan cinta kasih. (*)
