Suasana Hangat dan Guyub Syawalan Pasederekan Trah HB II

Photo Author
- Senin, 14 April 2025 | 05:59 WIB
Peserta Syawalan dari berbagai kota di Indonesia dan luar negeri berfoto bersama GBPH Prabukusumo menunjukkan kehangatan suasana.
Peserta Syawalan dari berbagai kota di Indonesia dan luar negeri berfoto bersama GBPH Prabukusumo menunjukkan kehangatan suasana.


KRjogja.com - YOGYA - Suasana akrab dan hangat mencerminkan karakter guyub rukun nampak pada acara Syawalan Pasederekan Trah HB II yang berlangsung Minggu (13/4/2025) di kampus Akademi Teknik PIRI, Jalan Gedong Kuning 58 Yogyakarta.

Acara yang dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya itu nampak dihadiri oleh putera ke 9 HB IX, GBPH Prabukusumo. Suasana bertambah hangat saat Gusti Prabu melayani foto bersama dari lebih seratus peserta yang berasal dari berbagai kota di pulau Jawa dan luar Jawa serta satu peserta yang sudah bertahun-tahun bermukim di Atlanta, Amerika Serikat.

Antusiasme hadir para keturunan HB II disampaikan ketua panitia RM Indrosusilo didampingi ketua Pasederekan HB II R. Hendro Marwoto dari tahun ke tahun memang semakin tinggi.

Baca Juga: Siapkan Dana Liburan, Kita Sambut Libur Idul Adha 2025

“Kami sedang mencari format untuk syawalan tahun depan agar dapat menampung lebih banyak saudara kami dari jawa, luar jawa dan luar negeri yang ingin berkumpul untuk kangen-kangenan dan melestarikan karya budaya eyang sepuh (HB II),” ujar Indro.

“Tahun ini kami terpaksa menangguhkan bergabungnya puluhan kerabat dari Madura, Sumatra dan Kalimantan, karena nanti kalau terlalu banyak bisa kurang gayeng acaranya,” imbuhnya.

Ditengah acara Syawalan, sambil kangen-kangenan, terekam pokok perbincangan adalah sekitar banyaknya keteladanan HB II yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.

Baca Juga: Lagi Perang Dagang, Siapa yang Lebih Kaya Antara Donald Trump vs Xi Jinping?

Salah satunya adalah karya sastra seperti mocopat juga arsitektur bangunan pada situs-situs sejarah. Demikian juga ajaran kehidupan seperti keharusan memelihara guyub rukun dan saling menolong, suatu hal yang sekarang ini justru meredup di tengah masyarakat.

Termasuk juga teladan sikap HB II yang gigih menentang kehadiran penjajah Belanda dan tekad anggota trah untuk memperjuangkan penetapan HB II sebagai pahlawan nasional.

Selaras dengan perbincangan anggota trah, dalam kesempatan memberi arahan, GBPH Prabukusumo mengingatkan teladan HB II dalam kehidupan. Ajaran menjaga nama baik keluarga, saling membantu dan menyayangi, serta ikut menciptakan keharmonian adalah ajaran leluhur termasuk HB II.

Baca Juga: Sekolah Rakyat di Karanganyar Diusulkan untuk Tampung Peserta Didik Jenjang SMA

“Milikilah hati yang mulia agar tercipta perbuatan mulia. Tuhan menciptakan kita bersuku-suku dengan tujuan saling membantu bukan bermusuhan. Adat adalah teladan leluhur kita, maka lestarikan. Di kratonpun seorang raja harus memelihara adat. Raja boleh membuat adat baru tetapi tidak boleh merubah adat yang sudah ada, yaitu paugeran,” ungkap GBPH Prabukusumo.

Suasana hangat dan guyub rukun terus berlanjut saat peserta syawalan melantunkan bersama geguritan mocopat, setelah sebelumnya tampil memikat barisan bregada.

Disusul kemudian tampil beksan kelono raja dan sesonderan. Pada kesempatan yang sama juga disampaikan ikrar syawalan, tausyiah serta doa untuk mendiang HB IX yang lahir pada 12 April 1912 dan doa bagi leluhur lain dipimpin oleh ustaz Joko.

Baca Juga: Fleksibilitas TKDN

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

X